Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

menyusui

Kisah Busui Merasa Tertekan oleh Perawat yang Berkata Bayi ASI Lebih Pintar

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Jumat, 08 Aug 2025 08:50 WIB

Nurse bringing food for mother at hospital bed. Mother is holding newborn baby.
Kisah Busui Merasa Tertekan oleh Perawat yang Berkata Bayi ASI Lebih Pintar/Foto: Getty Images/svetikd
Daftar Isi
Jakarta -

Menyusui sering kali disebut sebagai momen paling alami dan istimewa antara ibu dan bayi ya Bunda. Namun, tidak semua pengalaman menyusui terasa menyenangkan lho. Bagi sebagian ibu, tekanan sosial dan komentar yang terkesan 'menggurui' justru bisa meninggalkan luka emosional.

Inilah yang dialami oleh seorang ibu dari Inggris yang mengungkapkan perasaannya setelah mendengar komentar dari seorang perawat, “Bayi yang diberi ASI lebih pintar, jadi sebaiknya Ibu tetap menyusui.”

Alih-alih merasa termotivasi, sang ibu justru merasa bersalah, seolah dirinya tidak cukup baik sebagai orang tua jika berhenti memberikan ASI. Ibu tersebut pun terkejut dan merasa bersalah atas apa yang telah ia dengar. 

"Saya agak terkejut karena saya pikir ini tidak benar, tetapi juga apakah nasihat seperti ini boleh diberikan oleh tenaga kesehatan profesional?” tanyanya dikutip dari Yahoo News UK.

“Setiap kali saya pergi ke klinik menyusui setempat atau berbicara dengan tenaga kesehatan profesional tentang kesulitan saya, mereka tidak pernah mengatakan hal seperti ini? Saya rasa saya ingin tahu apakah saya tidak masuk akal jika mengeluh tentang perawat ini?” sambungnya.

Kisah ini pun mendapat banyak respons dari para ibu lain yang mengalami tekanan serupa.

Fakta tentang ASI dan kecerdasan anak

Tidak bisa dipungkiri, Air Susu Ibu (ASI) memiliki banyak manfaat, baik untuk bayi maupun ibu ya Bunda. ASI mengandung antibodi yang membantu sistem kekebalan bayi, dan mendukung perkembangan fisik serta emosional. Namun demikian, mengaitkan pemberian ASI dengan tingkat kecerdasan anak secara langsung bukanlah pernyataan yang sepenuhnya akurat lho Bunda.

Faktanya, banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor lain seperti pola asuh, stimulasi sejak dini, serta kondisi sosial dan emosional keluarga juga berperan besar dalam perkembangan kecerdasan anak. Jadi, tidak adil rasanya kalau semua keberhasilan anak nanti hanya dikaitkan pada apakah ia mendapat ASI atau tidak.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam British Medical Journal menyebut bahwa saat faktor-faktor lain seperti latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi, dan stimulasi anak sejak dini dikendalikan, maka perbedaan signifikan pada perkembangan kognitif antara anak yang disusui dan yang tidak menjadi sangat kecil.

Demikian pula menurut hasil riset dari Columbia University, yang menyatakan bahwa IQ anak lebih banyak dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan rumah daripada jenis susu yang diberikan saat bayi.

Mothers worried about raising childrenIbu menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto/yamasan

Tekanan sosial bisa berdampak buruk pada kesehatan mental ibu

Komentar seperti 'ASI bikin anak lebih pintar' sering kali menimbulkan rasa bersalah bagi ibu yang tidak bisa atau tidak memilih untuk menyusui. Banyak ibu baru merasa tertekan dengan standar yang tinggi soal menyusui. Hal ini tidak hanya menurunkan kepercayaan diri seorang ibu, tetapi juga bisa menyebabkan tekanan emosional yang berkelanjutan.

Sebuah studi di Inggris yang dikutip dalam Maternal and Child Health Journal menemukan bahwa ibu yang memberikan susu formula kerap merasa distigmatisasi dan seolah perlu membela pilihan mereka, padahal semua keputusan sudah melalui pertimbangan matang sesuai kondisi masing-masing.

Tidak semua ibu mampu menyusui karena berbagai alasan: Produksi ASI yang tidak mencukupi, kondisi medis, kelelahan fisik dan mental, hingga trauma melahirkan. Memaksakan satu standar pada semua ibu justru tidak adil dan bisa berisiko bagi kesejahteraan ibu dan bayi.

Penting untuk diingat bahwa memberikan ASI adalah pilihan yang sangat baik, tetapi bukan satu-satunya jalan agar bayi tumbuh sehat dan cerdas. Yang terpenting adalah bayi mendapatkan nutrisi yang cukup, dan ibu berada dalam kondisi sehat, baik secara fisik maupun mental.

Kalimat seperti 'bayi ASI lebih pintar' bisa jadi membuat sebagian ibu merasa gagal. Padahal, setiap ibu tahu dan melakukan yang terbaik untuk anaknya dengan cinta, dengan upaya, dan dengan pertimbangan matang.

Respons netizen

Kisah ibu yang merasa bersalah karena komentar tentang ASI tersebut langsung mendapat banyak dukungan dari netizen, khususnya para ibu yang pernah mengalami tekanan serupa.

"Itu sangat tidak pantas dan sama sekali tidak benar. Jangan dengarkan dia, anak-anakku benar-benar bodoh dan mereka semua disusui," ujar seorang ibu yang suportif.

"Tidak ada bedanya antara bayi ASI, susu formula, atau bayi yang diberi ASI—cerdas atau tidak,” ungkap ibu lainnya.

"Komentar yang konyol darinya. Akan jauh lebih baik jika dia mengatakan bahwa menyusui lebih baik untuk bayi karena mengurangi risiko kolik, dll. Menurut saya, itu hanya hal yang licik dan picik. Saya kenal orang-orang yang sangat cerdas yang diberi susu formula dan orang-orang yang kurang cerdas yang disusui. Mungkin ada sedikit korelasi, tetapi itu bukan fakta 100 persen," tutur ibu yang lain.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!



(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda