Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Vaksin Kanker Serviks: Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 29 Dec 2025 20:50 WIB

Illustrative picture of human papillomavirus HPV vaccine
Vaksin Kanker Serviks: Jenis, Manfaat, Dosis, dan Efek Samping/Foto: Getty Images/iStockphoto/Manjurul
Daftar Isi
Jakarta -

Vaksin kanker serviks (vaksin HPV) menjadi salah satu langkah pencegahan dari infeksi human papillomavirus yang dapat menimbulkan kanker serviks.  Hampir semua kasus kanker serviks (99 persen) terkait dengan infeksi genital HPV, infeksi virus yang paling umum pada saluran reproduksi. 

Laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan bahwa sebagian besar infeksi HPV sembuh secara spontan dan tidak menimbulkan gejala. Namun, infeksi yang menetap dapat menyebabkan kanker serviks pada perempuan.

HPV juga dapat menyebabkan jenis kanker anogenital lainnya, kanker kepala dan leher, dan kutil kelamin pada pria dan perempuan. Infeksi HPV ditularkan melalui kontak seksual.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Apa itu vaksin kanker serviks?

Vaksin kanker serviks adalah vaksin untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV). Virus ini dapat menjadi penyebab utama kanker serviks, kutil kelamin, dan beberapa kanker lainnya.

Dilansir dari MayoClinic, vaksin kanker serviks dapat melindungi dari kutil kelamin dan sebagian besar kasus kanker serviks. Vaksin ini melindungi terhadap kanker vagina, vulva, penis, atau anus yang disebabkan HPV.

Vaksin HPV juga melindungi terhadap kanker mulut, tenggorokan, kepala, dan leher yang disebabkan HPV.

Vaksin kanker serviks memberi tubuh cara yang aman untuk membangun kesadaran sistem kekebalan tubuh terhadap beberapa strain HPV. Ini berarti tubuh akan lebih mudah membersihkan strain virus tersebut jika seseorang tertular di kemudian hari.

Jenis vaksin kanker serviks

Ada beberapa jenis vaksin kanker serviks seperti yang dilansir dari laman Vaksinhpv.id:

1. Gardasil 9

Vaksin HPV nonvalen ini melindungi tubuh dari 9 tipe HPV penyebab kanker dan kutil kelamin tipe  6, 11, 16,18, 31, 33, 45, 52, dan 58. Vaksin jenis ini efektif mencegah sebagian besar kasus kanker serviks, kanker anogenital, dan kutil kelamin.

Gardasil 9 disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Vaksin ini dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain.

2. Gardasil

Gardasil adalah vaksin kuadrivalen yang melindungi terhadap dari 4 tipe HPV, yakni 6, 11, 16, 18. Keempat tipe virus ini termasuk tipe yang paling sering menyebabkan kanker serviks dan kutil kelamin.

3. Cervarix

Cervarix adalah vaksin bivalen yang melindungi dari HPV tipe 16 dan 18, dua tipe yang paling sering terhubung dengan kanker serviks. 

Manfaat vaksin kanker serviks

Vaksin kanker serviks dapat memberikan manfaat penting sebagai berikut:

  1. Mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker serviks dan jenis kanker lain pada area genital.
  2. Mengurangi risiko berkembangnya lesi pra-kanker dan kondisi abnormal yang bisa berujung pada kanker. 
  3. Melindungi dari kutil kelamin akibat HPV tipe 6 dan 11.
  4. Vaksin dapat melindungi dalam jangka panjang. Studi menunjukkan respons imunitas tetap kuat selama bertahun-tahun setelah vaksinasi. Bahkan menurut studi terbaru, satu dosis vaksin HPV memberikan perlindungan tinggi terhadap infeksi HPV yang menyebabkan kanker, yang membuka kemungkinan kemajuan baru dalam program vaksinasi global.
Tanda kanker serviks menyebar ke organ lainFoto: Getty Images/PonyWang

Siapa yang bisa mendapatkan vaksin kanker serviks?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan vaksinasi HPV rutin pada usia 11 atau 12 tahun. Usia ideal untuk vaksinasi adalah sebelum seseorang aktif secara seksual. Namun ada beberapa golongan usia yang dapat menerima vaksin kanker serviks.

1. Anak-anak dan remaja (9–14 Tahun)

Vaksinasi kanker serviks direkomendasikan mulai diberikan pada usia 9–14 tahun. Pada usia ini tubuh masih tanpa paparan HPV sehingga respons imun lebih optimal.

2. Remaja dan dewasa muda (15–26 Tahun)

Pada usia remaja dan dewasa muda masih sangat dianjurkan untuk vaksinasi. Pada usia ini perlindungan tetap tinggi jika belum pernah terinfeksi HPV.

3. Dewasa usia 27–45 tahun

Beberapa pedoman kesehatan memperbolehkan pemberian vaksin pada rentang usia ini dengan pertimbangan status risiko dan konsultasi dokter. 

4. Laki-laki

Vaksin HPV tak hanya untuk perempuan, tapi juga dianjurkan untuk laki-laki guna mengurangi risiko kanker anus, penis, serta mencegah penularan HPV.

5. Orang dengan sistem imun lemah

Seseorang dengan sistem imun rendah tetap bisa diberikan vaksin untuk meningkatkan proteksi, meskipun respons imun mungkin berbeda.

Dosis vaksin kanker serviks

Sebagian besar orang direkomendasikan dua dosis vaksin HPV untuk orang yang memulai rangkaian vaksinasi sebelum ulang tahun ke-15.
Dosis kedua vaksin HPV harus diberikan 6 hingga 12 bulan setelah dosis pertama.

Remaja yang menerima dua dosis dengan jarak kurang dari 5 bulan akan memerlukan dosis ketiga vaksin HPV.

Tiga dosis vaksin HPV direkomendasikan untuk remaja dan dewasa muda yang memulai rangkaian vaksinasi pada usia 15 hingga 26 tahun, dan untuk orang dengan gangguan imun, termasuk yang terinfeksi HIV. 

Jadwal dan dosis vaksinasi HPV

Idealnya memulai vaksinasi sebelum seseorang aktif secara seksual. Tapi, vaksin ini juga tetap dianjurkan meski sudah aktif tapi belum pernah vaksin. 

Usia 9-14 tahun mendapat dua dosis dengan interval 6 sampai 12 bulan. Sementara jadwal tiga dosis vaksin HPV diberikan pada kelompok usia 15-26 tahun dan dengan kondisi kesehatan tertentu. Jadwal tiga dosis yang direkomendasikan adalah 0, 1–2, dan 6 bulan.

Prosedur vaksin kanker serviks

Prosedur vaksinasi HPV sederhana dan cepat, Bunda. Antara lain:

  1. Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
  2. Suntikan diberikan secara intramuskular (biasanya di lengan atas).
  3. Pantau selama 15 menit setelah penyuntikan untuk mengantisipasi pingsan ringan.

Efek samping vaksin kanker serviks

Vaksin HPV umumnya aman, tetapi beberapa orang dapat merasakan efek ringan, seperti:

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan.  
  • Pusing atau pingsan ringan setelah suntikan (lebih sering pada remaja).
  • Gejala ringan lain seperti sakit kepala, mual, atau demam ringan.

Apakah boleh vaksin HPV saat hamil?

CDC menjelaskan bahwa vaksin HPV tidak dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan. Perempuan yang diketahui hamil harus menunda memulai rangkaian vaksinasi sampai setelah kehamilan. Namun, tes kehamilan sebelum vaksinasi tidak diperlukan.

Meskipun vaksin HPV belum dikaitkan dengan penyebab hasil yang merugikan kehamilan atau efek samping (kejadian buruk) pada janin yang sedang berkembang di antara ibu hamil yang divaksinasi secara tidak sengaja, vaksin HPV belum dipelajari pada ibu hamil dalam uji klinis.

Jika seorang perempuan diketahui hamil setelah memulai rangkaian vaksin HPV, dosis kedua dan atau ketiga harus ditunda sampai ia tidak lagi hamil.
Jika seorang perempuan menerima vaksin HPV dan kemudian mengetahui bahwa ia hamil, tidak ada alasan untuk khawatir.

5 Pantangan setelah vaksin HPV yang perlu diperhatikan

Ada beberapa pantangan setelah vaksin HPV yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Tidak melakukan vaksin saat demam berat atau infeksi akut.
  2. Menunda vaksin selanjutnya jika sedang hamil.
  3. Menghindari aktivitas berat langsung setelah vaksinasi jika merasa pusing atau tidak nyaman.
  4. Jangan putus jadwal dosis karena itu usahakan mengikuti rekomendasi interval yang dianjurkan.
  5. Tetap lakukan skrining serviks rutin (pap smear/VIA) meski sudah divaksin. Ini karena vaksin tidak menggantikan skrining kesehatan serviks.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda