Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bisakah Pil KB Dosis Ganda Menggantikan Fungsi Pil Kontrasepsi Darurat? Simak Kata Pakar

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 09 Dec 2025 21:30 WIB

Ilustrasi Pil KB
Bisakah Pil KB dengan Dosis Ganda Menggantikan Fungsi Pil Kontrasepsi Darurat? Ini Penjelasan Pakar/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur
Daftar Isi
Jakarta -

Pil KB dan pil kontrasepsi darurat sama-sama dapat digunakan untuk menunda dan mencegah kehamilan. Keduanya memiliki jadwal atau aturan konsumsi yang berbeda, Bunda.

Lantas, bisakah pil KB dengan dosis ganda menggantikan fungsi pil kontrasepsi darurat? Pasalnya, masih banyak yang mengira pertambahan dosis pil KB memiliki cara kerja yang sama dengan pil kontrasepsi darurat.

Menggunakan pil KB sebagai kontrasepsi darurat

Melansir dari laman Cleveland Clinic, kontrasepsi darurat adalah istilah untuk obat (pil) yang dapat diminum setelah berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan. Pil ini bukan bentuk kontrasepsi biasa, Bunda.

Pil kontrasepsi darurat digunakan dalam situasi di mana Bunda tidak dapat menggunakan alat kontrasepsi atau metode kontrasepsi biasa gagal dipakai, seperti kondom yang robek saat berhubungan seksual.

Penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi darurat tidak disarankan oleh Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, Diedre McIntosh, MD. Biasanya, pergantian fungsi KB ini disebut juga metode Yuzpe.

Perlu diketahui, metode Yuzpe adalah metode kontrasepsi darurat yang melibatkan penggunaan pil KB dengan dosis lebih tinggi dari biasanya yang mengandung progestin dan estrogen. Metode ini dinamai dari dokter kandungan dan ginekologi Kanada, yakni A. Albert Yuzpe, yang menerbitkan studi pertama tentang metode ini pada tahun 1974.

Metode Yuzpe membutuhkan 200 mikrogram etinil estradiol, yang merupakan komponen estrogen dalam pil KB, dan 1 miligram progesteron. Dosis tersebut dibagi menjadi dua sesi terpisah, dengan separuh dosis pertama diminum sesegera mungkin setelah berhubungan seksual tanpa kondom (hingga lima hari setelahnya) dan separuhnya lagi 12 jam setelahnya.

"Jumlah pil yang akan diminum dengan metode Yuzpe bergantung pada merek alat kontrasepsi yang digunakan," kata McIntosh.

"Ada bagan daring yang mencantumkan jumlah pil spesifik yang membentuk dosis tepat untuk berbagai merek alat kontrasepsi. Namun, berisiko untuk mencoba melakukannya sendiri," sambungnya.

McIntosh sangat tidak menyarankan penggandaan dosis pil KB untuk kontrasepsi darurat seperti di metode Yuzpe. Menurutnya, metode ini memberikan dosis estrogen yang jauh lebih tinggi dibandingkan kontrasepsi darurat lainnya, sehingga bisa menyebabkan efek samping yang lebih signifikan.

"Metode Yuzpe kurang efektif dibandingkan jenis kontrasepsi darurat lainnya dan diketahui menyebabkan lebih banyak efek samping," ungkap McIntosh.

"Khususnya, metode ini diketahui menyebabkan mual ekstrem karena jumlah estrogen yang dikonsumsi (tinggi)."

Sebuah studi yang diterbitkan di Canadian Medical Association Journal tahun 2001 melaporkan bahwa 50 persen perempuan mengalami mual parah dan 19 persen mengalami muntah setelah melakukan metode Yuzpe. Selain mual dan muntah, beberapa efek samping lain dari metode ini seperti nyeri perut, payudara terasa nyeri, pusing, kelelahan, sakit kepala, dan perdarahan vagina yang tidak teratur.

"Metode ini hanya boleh digunakan jika seseorang tidak dapat mengakses bentuk kontrasepsi darurat yang lebih efektif, dan meskipun demikian, penggunaannya hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan dokter," kata McIntosh.

Pil KBIlustrasi Pil KB/ Foto: iStock

Pilihan kontrasepsi darurat yang disarankan

Alih-alih menggunakan pil KB dengan dosis ganda, Bunda lebih baik memilih kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan usai berhubungan intim. Pil kontrasepsi darurat dikenal juga dengan istilah morning after pill. Pil ini sudah tersedia lebih dari 30 tahun dan menjadi salah satu metode pengendalian kelahiran yang aman dan efektif.

"Pil kontrasepsi darurat mencegah kehamilan dengan mencegah dan menunda ovulasi dan tidak menyebabkan aborsi," tulis Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam laman resminya.

WHO menganjurkan untuk menggunakan kontrasepsi darurat dalam lima hari usai berhubungan seksual. Namun, kontrasepsi ini lebih efektif bisa diminum segera setelah berhubungan intim.

Ada dua jenis pil kontrasepsi darurat yang dapat Bunda gunakan untuk menunda dan mencegah kehamilan. Dilansir laman WHO dan Planned Parenthood, berikut dua jenis pil kontrasepsi darurat:

1. Pil mengandung ulipristal acetate (UPA)

Penggunaan pil mengandung ulipristal acetate (UPA) ini harus dengan resep dari perawat atau dokter. Ada jenis pil UPA yang efektif sebagai 'morning after pill'.

Pil kontrasepsi ini dapat dikonsumsi hingga 120 jam (lima hari) setelah berhubungan seksual tanpa kondom. Pil bekerja dengan baik pada hari kelima seperti halnya pada hari pertama. WHO menganjurkan UPA diminum dalam dosis tunggal yakni 30 miligram (mg).

2. Pil mengandung levonorgestrel (LNG)

Pil ini sudah banyak tersedia di sebagian besar apotek, Bunda. Pil kontrasepsi mengandung levonorgestrel ini paling baik diminum dalam waktu 72 jam (tiga hari) setelah berhubungan intim tanpa kondom.

Meski lewat tiga hari atau sudah lima hari, pil kontrasepsi tetap bisa diminum. Tetapi, semakin cepat meminumnya, maka semakin baik kerja dan efektivitasnya.

WHO menganjurkan pil ini diminum dalam dosis tunggal 1,5 mg. Sebagai alternatif, pil dapat dikonsumsi dalam dua dosis, yaitu 0,75 mg, dengan terpisah jarak 12 jam.

Apakah pil kontrasepsi darurat efektif cegah kehamilan?

Pil kontrasepsi darurat cukup efektif dalam mencegah kehamilan setelah berhubungan seksual, Bunda. Menurut NHK Inggris, penggunaan pil ini dapat mencegah kehamilan hingga lebih dari 95 persen bila digunakan dengan tepat, yakni dalam waktu lima hari setelah berhubungan seksual.

Sedangkan menurut WHO, dalam sebuah studi meta analisis dari dua penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan pil UPA memiliki peluang kehamilan sebesar 1,2 persen. Sedangkan peluang hamil pada penggunaan pil LNG sebesar 1,2 hingga 2,1 persen.

Perlu dicatat, tidak semua perempuan cocok menggunakan pil kontrasepsi darurat ya, Bunda. Sebelum menggunakan pil KB ini, Bunda sebaiknya konsultasi dulu ke dokter.

Demikian penjelasan terkait penggunaan Pil KB dan kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda