Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Apakah Sperma Bisa Habis? Ini Fakta Medisnya untuk Program Hamil

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 02 Dec 2025 23:00 WIB

Ilustrasi suami istri
Apakah Sperma Bisa Habis? Ini Fakta Medisnya untuk Program Hamil/Foto: Getty Images/sathit trakunpunlert
Daftar Isi
Jakarta -

Pasangan suami istri (pasutri) yang sedang program hamil (promil) mungkin tertanya-tanya, 'S perma bisa habis nggak?'. Kekhawatiran itu wajar, apalagi untuk bisa hamil frekuensi berhubungan seks meningkat menjelang masa subur. Yuk ketahui fakta medisnya.

Jumlah sperma yang pria keluarkan itu tidak sedikit, Bunda. Jumlah sperma yang normal berkisar antara 15 juta hingga lebih dari 200 juta per mililiter air mani (sekitar 0,2 sendok teh).

Laman ClevelandClinic menuliskan, pria mulai memproduksi sperma sekitar masa pubertas, biasanya antara usia 10 dan 12 tahun. Pria dapat memproduksi sperma sepanjang hidupnya.

Apakah sperma bisa habis?

Pertanyaan yang mungkin sering muncul di benak Bunda, "Apakah sperma bisa habis?" Dikutip dari MedicalNewsToday, sperma secara alami tidak akan habis total meski telah dikeluarkan beberapa kali dalam sehari. Sebab, tubuh pria akan terus membuat sel sperma baru di testis melalui proses yang disebut spermatogenesis. Proses ini berlangsung setiap hari, tanpa henti.

Namun, siklus produksi sperma dan kualitas sel sperma kan bervariasi. Ini bergantung pada genetik dan usia setiap orang. Tetapi, yang pasti dalam air mani selalu mengandung sel sperma

Meski sperma tak bisa habis total, kualitas maupun jumlahnya bisa menurun sementara waktu. Ini bisa terjadi jika:

  • Frekuensi ejakulasi terlalu sering dalam waktu dekat
  • Tubuh sedang stres atau kelelahan
  • Mengalami gangguan hormonal
  • Gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol, obesitas)
  • Paparan panas berlebih (sauna, laptop di pangkuan)

Sperma yang tidak diejakulasi dapat bertahan hidup di testis selama sekitar 2,5 bulan. Sekitar waktu ini, sel sperma mati, dan tubuh menyerapnya kembali.

Berapa lama proses produksi sperma?

Tubuh pria terus-menerus memproduksi sperma, tetapi regenerasi sperma tidak terjadi secara instan. Untuk menghasilkan sperma baru dari awal hingga akhir rata-rata membutuhkan sekitar 74 hari. Tetapi prosesnya bisa lebih pendek atau lebih lama tergantung masing-masing pria.

Meskipun waktu rata-ratanya adalah 74 hari, jangka waktu seseorang untuk memproduksi sperma dapat bervariasi.

Tubuh memproduksi rata-rata sekitar 20–300 juta sel sperma per mililiter air mani.

Rata-rata, sperma membutuhkan waktu 50–60 hari untuk berkembang di dalam testis. Setelah itu, sperma bergerak ke epididimis, yaitu saluran di belakang testis yang menyimpan dan mengangkut sperma.

Spermatogenesis membutuhkan waktu sekitar 14 hari lagi agar sperma matang sepenuhnya di dalam epididimis.

Proses tubuh membuat sperma

Spermatogenesis adalah proses produksi sperma oleh tubuh. Proses ini dimulai ketika hipotalamus di otak melepaskan hormon pelepas gonadotropin.

Hormon ini merangsang kelenjar pituitari anterior untuk mensekresi hormon luteinisasi (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH). Kedua hormon ini mengalir melalui darah ke testis.

LH mendorong sel Leydig untuk memproduksi testosteron. FSH bekerja pada tubulus seminiferus, area di testis tempat tubuh memproduksi sperma.

Namun, jika tubuh mengalami masalah pada salah satu hormon ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk memproduksi sperma dan dapat memperlambat prosesnya.

Sering ejakulasi saat promil, sperma habis?

Sering ejakulasi tidak membuat sperma habis. Studi menunjukkan bahwa pria yang berejakulasi setiap hari dapat mengalami sedikit penurunan jumlah sperma. Tetapi kecil kemungkinannya memengaruhi kesuburan pada pria sehat.

Seorang pria tidak mengeluarkan semua spermanya saat ejakulasi, dan tubuhnya terus-menerus memproduksi lebih banyak sperma. Akibatnya, sperma akan tetap ada dalam air mani pria meskipun ia berejakulasi beberapa kali sehari.

Ketika seorang pria tidak berejakulasi selama beberapa hari, jumlah spermanya sedikit meningkat.

Sebuah studi tahun 2016 meneliti jumlah sperma tiga pria yang tidak berejakulasi selama beberapa hari sebelum berejakulasi empat kali dengan interval 2 jam.

Para peneliti menemukan bahwa jumlah sperma mereka menurun seiring dengan seringnya ejakulasi, tetapi masih dalam batas pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk jumlah sperma sehat.

Sebuah studi tahun 2015 menilai dampak ejakulasi sering terhadap kualitas dan jumlah sperma.

Pria yang berejakulasi setiap hari mengalami penurunan jumlah sperma. Ukuran kualitas sperma lainnya seperti bentuk, kemampuan berenang, dan konsentrasi, tetap kurang lebih sama, bahkan dengan ejakulasi sering.

Secara keseluruhan, studi-studi ini menunjukkan bahwa pada pria dengan tingkat kesuburan yang rendah, ejakulasi sering dapat menurunkan peluang pembuahan dengan sedikit menurunkan jumlah sperma.

Kapan sperma benar-benar bisa habis?

Dalam konteks medis, sperma bisa sangat rendah hingga hampir tidak ada jika berada dalam kondisi seperti di bawah ini. Di luar kondisi medis yang disebutkan, sperma tak akan habis hanya karena sering berhubungan.

1. Azoospermia (sperma 0 dalam ejakulasi)

Pada kondisi ini pria tak memiliki sperma dalam air maninya. Azoospermia dapat terjadi ketika ada sesuatu yang menyumbat saluran reproduksi pria. Selain itu juga karena mengalami masalah hormon, kerusakan testis, hingga genetik tertentu

2. Trauma dan infeksi

Pada kondisi ini testis mengalami gangguan berat, bisa karena trauma, infeksi parah, hingga operasi.

3. Kemoterapi atau radiasi

Kemoterapi atau radiasi dapat menghentikan produksi sperma sementara atau permanen

4. Hipogonadisme

Dalam kondisi ini, hormon testosteron sangat rendah.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda