Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Kebiasaan Bunda Gen Z yang Tidak Sehat bagi Kesuburan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 22 Nov 2025 08:00 WIB

Ilustrasi Pantangan Makan
Ilustrasi Kebiasaan Tidak Sehat saat Promil/ Foto: iStockphoto/Getty Images/Gumpanat
Daftar Isi
Jakarta -

Kemajuan zaman membuat banyak Bunda generasi (Gen) Z sulit menjalani gaya hidup sehat. Misalnya, Bunda tidak sempat untuk berolahraga karena kesibukan bekerja atau mengurus pekerjaan rumah tangga.

Padahal, kebiasaan hidup sehat dapat bermanfaat pada Bunda Gen Z yang sedang menjalani program hamil. Sebaliknya, kebiasaan tidak sehat bisa memengaruhi kesuburan dan menurunkan peluang hamil.

Perlu diketahui, kesuburan adalah kemampuan seorang perempuan untuk bisa hamil. Sementara itu, infertilitas adalah kondisi di mana perempuan tidak hamil setelah setahun tahun berhubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Menutur American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), penyebab paling umum infertilitas perempuan adalah masalah ovulasi. Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kesuburan adalah usia, kondisi kesehatan, dan gaya hidup.

Bila Bunda Gen Z tak kunjung hamil dan tak memiliki kondisi medis tertentu, maka Bunda perlu memastikan lagi kebiasaan sehari-hari yang mungkin menjadi faktor penyebab gangguan kesuburan.

Kebiasaan Bunda Gen Z yang tidak sehat bagi kesuburan

Melansir dari beberapa sumber, berikut 7 kebiasaan Bunda Gen Z yang tidak sehat bagi kesuburan:

1. Kurang melakukan aktivitas fisik

Gaya hidup tidak sehat seperti kurang gerak merupakan faktor signifikan yang dapat memicu infertilitas. Aktivitas fisik seperti olahraga teratur dapat menjaga berat badan tetap sehat, mengurangi stres, dan meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan, Bunda.

Para peneliti dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Minerva Endocrinology tahun 2013 percaya bahwa peningkatan aliran dan sirkulasi darah akibat olahraga juga dapat membantu meningkatkan siklus haid, ovulasi, dan kesuburan.

Para ahli menyarankan perempuan yang sedang mencoba untuk hamil dapat melakukan olahraga dengan intensitas 150 menit atau lebih per minggu, atau sekitar 30 menit per hari dalam seminggu. Jenis olahraga yang disarankan adalah intensitas sedang, seperti yoga, berenang, berjalan, dan latihan penguatan.

2. Kebiasaan memendam masalah hingga menyebabkan stres

Stres kronis yang meluas bisa memiliki efek buruk yang sangat merugikan pada kesuburan serta mengganggu fungsi reproduksi tubuh. Pada perempuan, kebiasaan hidup yang penuh tekanan dapat menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan anovulasi, yang pada akhirnya bisa menyebabkan ovarium tidak dapat melepaskan sel telur.

"Kita tahu sekarang bahwa hormon stres seperti kortisol dapat mengganggu sinyal antara otak dan ovarium, yang berhubungan dengan ovulasi," ujar spesialis infertilitas Sarah Berga, MD, dilansir Web MD.

Sementara dikutip dari laman Mayo Clinic, penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan riwayat depresi dua kali lebih mungkin mengalami infertilitas. Kecemasan juga dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kehamilan. Studi pada perempuan yang menjalani fertilisasi in vitro (IVF) juga menunjukkan bahwa stres menurunkan tingkat kehamilan.

3. Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko penurunan kesuburan pada pasangan suami istri. Pada perempuan yang aktif merokok, mereka biasanya butuh waktu lebih lama untuk hamil.

Menurut ulasan di artikel tahun 2018 dari American Society for Reproductive Medicine (ASRM), merokok dapat berdampak negatif pada sistem reproduksi dan kesuburan perempuan. Hal ini disebabkan oleh:

  • Toksin dari rokok dapat terakumulasi dalam cairan folikel dan ovarium.
  • Merokok dapat menyebabkan siklus menstruasi yang lebih pendek, yang dapat mengurangi kesuburan.
  • Merokok dapat menyebabkan penipisan folikel dan menopause lebih dini.

Ulasan ini juga mengungkap bahwa merokok dapat meningkatkan waktu yang dibutuhkan perempuan untuk hamil. Perokok perempuan lebih mungkin memiliki tingkat penundaan konsepsi 54 persen lebih tinggi selama 12 bulan dibandingkan dengan yang tidak merokok.

Ilustrasi Ibu Hamil MerokokIlustrasi Ibu Hamil Merokok/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

4. Kebiasaan minum alkohol

Mengkonsumsi satu sampai lima gelas wine mengandung alkohol dalam seminggu dapat memberikan efek negatif pada kesuburan. Meminum alkohol diyakini bisa mengganggu ovulasi pada perempuan yang sedang mencoba hamil.

Namun, menurut Dr. Annie Britton, dosen di Departemen of Epidemiology & Public Health dari University College London, berhenti minum alkohol tidak begitu berhubungan dengan konsepsi. Tapi, konsumsinya memang disarankan untuk dihindari karena bisa memengaruhi siklus haid.

"Meskipun begitu, lebih baik coba menghindari konsumsi alkohol karena dapat mengganggu siklus menstruasi dan berakibat buruk pada janin selama hamil," ujar Britton, dikutip dari Medical News Today.

5. Hindari konsumsi kafein

Studi yang dipublikasikan di British Journal of Pharmacology mengungkap bahwa kafein yang terdapat di kopi bisa menghambat kontraksi saluran telur yang diperlukan untuk membawa sel telur ke rahim. Studi yang dilakukan di Eropa juga menemukan bahwa perempuan yang minum lima gelas kopi sehari membutuhkan waktu lama untuk hamil.

Minum kafein kurang dari 200 miligram sehari tampaknya dianggap aman atau tidak memengaruhi kemampuan perempuan untuk hamil. Jumlah ini setara dengan satu atau dua cangkir kopi berukuran 175-225 ml sehari.

6. Tidak cukup tidur

Waktu tidur dapat memengaruhi kesuburan kandungan, Bunda. Masalah tidur seperti insomnia bisa mengganggu lingkungan hormonal yang diperlukan tubuh agar pembuahan bisa berhasil.

Sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan di jurnal Reproductive Biology and Endocrinology menunjukkan adanya hubungan antara kurang tidur dan infertilitas. Kurang tidur dapat memengaruhi produksi hormon melatonin, yang berperan dalam perkembangan oosit. Oosit adalah sel telur yang belum matang di dalam ovarium.

Kurang tidur juga dapat memicu respons inflamasi yang akhirnya menurunkan sistem imunitas. Pada akhirnya, kondisi tersebut dapat memengaruhi kesuburan secara keseluruhan.

7. Kebiasaan makan junk food

Junk food menjadi makanan yang sering dikonsumsi Gen Z karena praktis dan memiliki rasa lezat. Mengonsumsi junk food sebenarnya tidak disarankan bila Bunda sedang promil.

Junk food merupakan makanan yang rendah nutrisi. Selain itu, makanan ini juga cenderung tinggi kalori, lemak tidak sehat, gula, dan garam. Semua kandungan tersebut dapat mengganggu hormon reproduksi dan berpengaruh pada kesuburan.

Alih-alih konsumsi junk food, Bunda dapat memilih makanan bernutrisi untuk meningkatkan kesuburan. Beberapa pilihan makanan ini seperti ikan, buah-buahan, sayuran, dan lemak tak jenuh.

Demikian 7 kebiasaan Bunda Gen Z yang tidak sehat bagi kesuburan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda