Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Viral Kisah Dokter Tangani Pasien dengan 'Rahim Copot' Usai Melahirkan di Dukun Beranak

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 17 Nov 2025 13:50 WIB

Ilustrasi pasien di rumah sakit
Ilustrasi Melahirkan/ Foto: iStock
Jakarta -

Kisah Bunda yang mengalami 'rahim copot' viral di media sosial beberapa hari terakhir. Kisah ini pertama kali dibagikan oleh dokter dan penulis buku, dr. Gia Pratama, dalam podcast bersama Raditya Dika.

Gia menceritakan kisah pasiennya saat bekerja di salah satu rumah sakit di Garut, Jawa Barat. Pasien tersebut adalah perempuan yang baru melahirkan di dukun beranak.

Suatu hari saat sedang berjaga di IGD, Gia didatangi oleh seseorang yang membawa kantong kresek. Kantong kresek itu ternyata berisi rahim seorang perempuan, Bunda.

Gia pun meminta perempuan pemilih rahim itu segera dibawa ke dalam rumah sakit. Setelah menjalani pemeriksaan, Gia mendapati pasien sudah berada dalam kondisi lemah dengan tensi yang sangat rendah.

"Pernah di RSUD Garut. Itu aku lagi jaga IGD terus ada yang ngetok, dia nunjukin kantong kresek warna hitam, isinya rahim. (Pasien itu) Aku tensi, tensinya 70/0 mmHg, lalu aku pasang infus," kata Gia, dikutip dari YouTube Raditya Dika. HaiBunda telah meminta izin untuk mengutip konten ini.

Menurut Gia, pasien itu baru saja melahirkan anak di dukun beranak. Setelah bayinya lahir dengan selamat, sang dukun beranak menarik plasenta hingga rahim ikut lepas.

"Jadi, habis lahiran sama dukun beranak. Bayi lahir selamat, tinggal plasentanya atau ari-ari. Plasenta itu kan nempel sama rahim, harusnya sabar saja, 15 menit kemudian akan copot. Tapi dukun beranaknya enggak sabar, si tali pusatnya ditarik. Jadi rahimnya ikut turun ke vagina, terus ditarik, copot semua," ungkap Gia.

"Itu kayak air terjun (perdarahannya). Terus ditutup kan sama dukun beranaknya di bawah sudah enggak ada perdarahan, mungkin sudah bentuk bekuan darah. Tapi enggak tahu kan compang-campingnya kayak apa di dalam," sambungnya.

Pasien menjalani operasi rumit karena usus juga robek

Melihat kondisi pasien, Gia pun langsung menghubungi dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn). Tak lama, operasi dilakukan untuk menyelamatkan pasien yang mengalami perdarahan parah.

"Singkat cerita sudah siap (operasi), dokter kandungan sudah datang. Bismillah. Kita buka kulit, otot, itu rongga perut sudah penuh dengan darah. Aku itu buang darah sampai pakai tangan," ungkap Gia.

"Terus kita lihat vaginanya. Vagina itu kan kayak silinder. Bayangin sekarang silinder ada rahimnya sebagai penutup. Sekarang silinder itu enggak ada rahimnya, jadi aku bisa melihat vagina dia dari dalam karena sudah enggak ada atapnya."

Menurut Gia, dokter sudah tidak bisa menyelamatkan rahim perempuan itu. Dokter hanya bisa melakukan rekonstruksi organ vagina dan menghentikan perdarahan.

"Itu sudah enggak bisa disambung lagi (rahimnya). Jadi vaginanya dijadiin kayak kubah gitu, kayak rekonstruksi," katanya.

Masalah tak selesai sampai di situ. Pasien perempuan ini juga mengalami robek di organ usus. Hal itu terjadi saat rahimnya copot saat ditarik keluar oleh dukun beranak.

Gia bersama tim dokter lantas menghubungi dokter bedah untuk menangani usus yang robek. Mereka lalu bekerja sama untuk menyelamatkan nyawa pasien.

"Lagi jahit vagina, kita cium bau kotoran. Itu ususnya robek panjang, kesabet sama ligamen rahim. Nah, karena itu bukan bagian obgyn lagi, akhirnya panggil bagian bedah. Dia urusin usus, kita urus vagina. Sudah tutup semua," ujar Gia.

Operasi yang dilakukan oleh tim dokter berhasil, Bunda. Pasien yang mengalami 'rahim copot' ini berhasil melewati operasi dan menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit sebelum diperbolehkan pulang.

"Transfusi darah dua kantong, masuk ke ICU dua hari, dan dua hari kemudian pindah ke ruang biasa. Empat hari setelah operasi, ibu itu pulang, sehat-sehat aja," ungkap Gia.

Dari kasus 'rahim copot' ini, Gia menekankan tentang fungsi rahim yang luar biasa dalam tubuh perempuan. Menurutnya, ukuran rahim yang kecil nyatanya dapat menampung bayi selama sembilan bulan sebelum kembali lagi ke ukuran semula setelah bayi dilahirkan.

"Rahim itu kecil. Rahim itu cuma segede kepalan tangan wanita. Ukurannya cuma 70 gram kalau enggak keisi. Makanya aku bilang rahim itu organ yang istimewa banget. Dia kumpulan otot, yang kalau diisi anak itu dari 70 gr bisa berubah menjadi 1 kilogram (kg), bisa berisi bayi 3 kg, plasenta 1 kg, ketuban 1 kg. Dan pas bayi lahir, bisa kembali ke ukuran semula tanpa kehilangan fungsinya sama sekali," katanya.

Close-up of asian chinese young doctor showing ultrasound scan on monitor to pregnant woman in doctor room at hospitalIlustrasi USG/ Foto: Getty Images/Marcus Chung

Apa itu 'rahim copot'?

Cerita tentang 'rahim copot' ini menuai beragam reaksi dari netizen. Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Muhammad Fadli, mengatakan bahwa istilah 'rahim copot' yang ramai dibicarakan bisa jadi mengacu pada kondisi medis inversio uteri.

"Jadi rahimnya itu bukan 'copot', melainkan rahim yang terbalik. Biasanya terjadi ketika kontraksi rahim tidak adekuat, lalu tali pusat ditarik terlalu kuat saat plasenta belum lepas sepenuhnya," ungkap Fadli, Rabu (12/11/25), dilansir detikcom.

"Kalau kita tarik terlalu cepat sementara plasenta belum copot, rahimnya bisa ikut ketarik dan jadi terbalik. Ini keadaan gawat darurat karena bisa menyebabkan perdarahan hebat," sambungnya.

Menurut Fadli, penarikan tali pusar seharusnya dilakukan secara perlahan. Secara umum, dokter biasanya akan menunggu hingga 30 menit agar plasenta keluar spontan sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, Bunda.

Kondisi inversio uteri perlu segera ditangai degan dikembalikan ke posisi semula. Jika terlambat, maka rahim akan sulit dikembalikan dan tindakan operasi dapat dilakukan.

"Kalau memang terjadi inversio uteri, harus segera dikembalikan ke posisi normal dan dilakukan penanganan khusus untuk mencegah perdarahan," ungkapnya.

Fadli menegaskan bahwa proses persalinan pervaginam seharusnya bisa berjalan secara aman selama ditangani oleh tenaga medis yang terlatih. "Tenaga kesehatan di Indonesia sudah paham prosedurnya. Yang penting, rutin periksa kehamilan dan pilih tempat bersalin yang aman," ungkapnya.

Demikian berita viral tentang pasien yang disebut mengalami 'rahim copot' setelah melahirkan di dukun beranak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda