Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kelahiran Prematur Turun Ribuan Kasus di Australia, Negara Lain Mulai Meniru

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 11 Nov 2025 17:40 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/skynesher
Daftar Isi
Jakarta -

Kasus kelahiran prematur masih banyak ditemukan di negara maju dan berkembang. Kelahiran prematur dapat menyebabkan risiko kesehatan yang serius pada bayi yang lahir.

Perlu diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kelahiran prematur sebagai bayi yang lahir hidup sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi mungkin lahir prematur karena persalinan prematur spontan atau karena ada indikasi medis untuk merencanakan induksi persalinan atau operasi caesar lebih awal.

Kelahiran prematur merupakan penyebab kematian pada anak balita dan dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup, Bunda. Beberapa dampak kelahiran prematur di antaranya adalah masalah penglihatan dan pendengaran, serta peningkatan risiko kondisi kronis seperti obesitas dan diabetes di kemudian hari.

Kasus kelahiran prematur turun di Australia

Setiap negara melakukan berbagai upaya untuk menekan angka kelahiran prematur. Salah satu yang belakangan dianggap berhasil menurunkan angka kelahiran prematur adalah negara Australia.

Sebuah studi yang diterbitkan di The Lancet Obstetrics, Gynaecology & Women's Health mengkaji dampak program pencegahan kelahiran prematur nasional yang diperkenalkan di Australia pada tahun 2018. Hasilnya, program tersebut telah menurunkan angka kelahiran prematur secara signifikan.

Menurut hasil studi, sejak langkah-langkah pencegahan diperkenalkan, angka kelahiran prematur telah menurun antara 7 dan 10 persen, atau berkurang sekitar 4.000 per tahun.

Profesor Obstetri dari University of Western Australia dan Ketua Australian Preterm Birth Prevention Alliance, John Newnham, menjadi tokok yang mempelopori program pencegahan kelahiran prematur ini, Bunda. Sebagai penulis utama studi, ia juga meneliti hampir 2 juta kelahiran di Australia.

"Tidak ada seorang pun di dunia yang pernah mampu menurunkan angka kelahiran prematur mereka di seluruh negeri, dan angka di Australia, seperti semua negara, telah meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir," kata Newnham, dilansir laman ABC News Australia.

"Kami berupaya membentuk program nasional untuk menurunkan angka kelahiran prematur di Australia, yang didanai oleh pemerintah federal, tetapi dengan dukungan hingga ke masing-masing rumah sakit, dan kami berhasil."

Ilustrasi Bayi PrematurIlustrasi Bayi Prematur/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Sviatlana Lazarenka

Detail tentang studi dan program pencegahan kelahiran prematur

Program pencegahan kelahiran prematur dijalankan selama enam tahun. Kemudian, pemerintah membaginya menjadi dua fase yang masing-masing berdurasi tiga tahun, Bunda.

Fase pertama menunjukkan penurunan angka kelahiran prematur sebesar 8 persen, setara dengan 1.342 kasus setiap tahunnya. Sedangkan fase kedua mengamati angka kelahiran prematur, yang menunjukkan penurunan sebesar 10 persen selama periode 16 bulan, yang setara dengan sekitar 5.300 kasus.

Inisiatif dalam program ini melibatkan penerapan tujuh strategi klinis, termasuk menghindari kelahiran yang direncanakan sebelum usia kehamilan 39 minggu tanpa justifikasi medis. "Ada alasan medis seperti tekanan darah tinggi, tetapi jika tidak ada alasan tersebut, bayi sebaiknya dibiarkan (tidak lahir) hingga setidaknya usia kehamilan 39 minggu," ujar Newnham.

Strategi klinis juga mencakup pengukuran panjang serviks selama pemindaian kehamilan dan penggunaan progesteron vagina bagi perempuan dengan serviks pendek atau riwayat kelahiran prematur. Penggunaan progesteron dapat membantu mencegah kontraksi rahim yang dapat menyebabkan kelahiran prematur.

Para dokter di Australia sudah mulai menerapkan strategi tersebut dan menghasilkan output yang positif. Hal tersebut disampaikan langsung Presiden Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists, Nisha Khot.

"Melihat panjang serviks setiap kali melakukan pemindaian morfologi pada usia kehamilan 20 hingga 22 minggu kini sudah menjadi hal rutin di seluruh negeri. Para dokter pasti akan sangat terbantu dengan ini, dan saya sudah melihat para dokter telah mengubah praktik mereka," ungkap Khot.

"Saya pikir hal penting lainnya yang disimpulkan oleh para dokter kandungan dari penelitian ini adalah kita tidak boleh merencanakan persalinan sebelum usia kehamilan 39 minggu bila tidak ada alasan kuat untuk melakukannya."

Bagi Khot, temuan penelitian ini adalah berita yang 'sangat mengembirakan'. Namun, menurutnya masih diperlukan lebih banyak upaya untuk mencegah kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 32 minggu.

"Kita tahu bahwa bayi yang lahir kurang dari 32 minggu lebih mungkin mengalami disabilitas fisik, kesulitan belajar, dan masalah lainnya sepanjang hidup mereka."

Strategi dalam program pencegahan kelahiran prematur

Ada 7 strategi klinis program pencegahan kelahiran prematur yang diterapkan di Australia dan dipelopori oleh John Newnham. Berikut 7 strateginya:

  1. Kehamilan tidak boleh diakhiri hingga minimal 39 minggu, kecuali ada justifikasi medis.
  2. Pengukuran panjang serviks pada semua pemindaian morfologi di pertengahan kehamilan.
  3. Penggunaan progesteron vagina alami jika serviks kurang dari 25 milimeter (mm).
  4. Jika serviks terus memendek, maka serklase bedah harus dipertimbangkan.
  5. Penggunaan progesteron vagina bila terdapat riwayat persalinan prematur spontan.
  6. Perempuan perokok harus ditawarkan dukungan Quitline.
  7. Ibu hamil dapat mengakses perawatan berkelanjutan dari bidan yang dikenal bila memungkinkan.

Demikian cara negara Australia menurunkan angka kelahiran prematur. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda