Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Kala 3 dalam Tahapan Proses Persalinan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Sabtu, 01 Nov 2025 11:10 WIB

Ilustrasi Persalinan
Mengenal Kala 3 dalam Tahapan Proses Persalinan/Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Kala 3 persalinan dalam istilah klinis dikenal sebagai third stage of labor. Ini merupakan tahap persalinan setelah bayi keluar namun prosesnya belum selesai sepenuhnya karena plasenta masih harus keluar. 

Setelah bayi lahir, tenaga kesehatan akan mencari kontraksi kecil untuk memulai kembali. Kontraksi ini menandakan plasenta terlepas dari dinding rahim dan siap untuk dilahirkan.

Melansir MayoClinic, setelah bayi lahir, kemungkinan Bunda akan merasa santai lega. Namun, masih ada sedikit hal yang harus dilakukan. Selama kala 3 persalinan, Bunda akan melahirkan plasenta.

Apa itu kala 3 persalinan?

Kala 3 persalinan adalah ketika rahim terus berkontraksi untuk mendorong keluar plasenta (afterbirth) setelah bayi lahir. Plasenta biasanya keluar sekitar 5 hingga 15 menit setelah bayi lahir.

Kontraksi ringan yang Bunda alami tidak terlalu menyakitkan dan berdekatan terus berlanjut setelah melahirkan. Kontraksi ini membantu mendorong plasenta ke jalan lahir. Bunda mendorong dengan lembut sekali lagi untuk melahirkan plasenta.

Bunda mungkin akan diberikan obat sebelum atau setelah plasenta lahir untuk mendorong kontraksi rahim dan meminimalkan perdarahan.

Kala 3 merupakan tahap singkat namun sangat penting. Ini karena dari tahap inilah banyak kasus perdarahan postpartum (postpartum hemorrhage/PPH) bisa terjadi jika tidak dikelola dengan baik.

Melansir AmericanPregnancy, setelah bayi lahir, Bunda akan mengalami kontraksi yang menandakan plasenta terlepas dari dinding rahim dan siap untuk dilahirkan. Rahim Bunda akan terus berkontraksi setelah plasenta lahir untuk membantunya kembali ke ukurna normal.

Tim kesehatan mungkin akan memijat perut. Ini membantu rahim berkontraksi untuk mengurangi pendarahan.

Bunda mungkin juga mengalami gemetar dan menggigil hebat setelah plasenta lahir. Ini adalah gejala umum dan tidak perlu dikhawatirkan.

Setelah plasenta lahir, dokter akan memeriksa plasenta untuk memastikannya utuh. Jika ada bagian plasenta yang tertinggal di dalam rahim, bagian tersebut harus dikeluarkan untuk mencegah perdarahan dan infeksi. Jika Bunda tertarik, mintalah untuk melihat plasenta.

Dokter akan memeriksa apakah Bunda memerlukan perbaikan robekan di area vagina. Jika Bunda tidak menjalani epidural maka akan menerima suntikan anestesi lokal di area yang akan diperbaiki.

Alasan kala 3 persalinan penting

Kala tiga persalinan dimulai segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan keluarnya plasenta. Tahap ini penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi baru lahir.

Penatalaksanaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi seperti retensio plasenta dan perdarahan berlebih seperti.

  1. Pencegahan perdarahan postpartum: Kala 3 persalinan sangat penting untuk mencegah perdarahan postpartum, yang merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu di seluruh dunia. Penatalaksanaan yang efektif dapat secara signifikan mengurangi risiko kehilangan darah yang parah.

  2. Kontraksi uterus: Setelah plasenta lahir, uterus harus berkontraksi untuk menutup pembuluh darah dan mencegah perdarahan. Memastikan kontraksi uterus yang kuat sangat penting untuk meminimalkan kehilangan darah.

Perawatan selama kala 3 persalinan

Pada kala 3 persalinan, perawatan yang Bunda terima antara lain:

1. Penatalaksanaan aktif

Penatalaksanaan aktif kala 3 persalinan (AMTSL) melibatkan pemberian uterotonik. Obat (biasanya oksitosin) diberikan segera setelah bayi lahir untuk merangsang kontraksi uterus dan mengurangi risiko perdarahan postpartum. Pendekatan ini telah terbukti mengurangi insiden perdarahan hebat dan kebutuhan transfusi darah.

Penyebab utama perdarahan postpartum dapat diringkas menjadi empat:

  • Tonisitas: atonia uterus setelah melahirkan karena berbagai penyebab seperti induksi persalinan yang lama, obesitas ibu, dan multiparitas.
  • Trauma yang disebabkan oleh ruptur uterus dan saluran genital.
  • Jaringan plasenta yang tersisa di dalam uterus
  • Trombofilia yang disebabkan oleh gangguan faktor pembekuan darah.

2. Pemantauan dan penilaian

Pemantauan berkelanjutan terhadap tanda-tanda vital dan kehilangan darah ibu sangat penting. Penyedia layanan kesehatan harus memeriksa plasenta untuk memastikan plasenta lengkap dan memeriksa tanda-tanda fragmen plasenta yang tertahan.

  • Penjepitan tali pusat: Penjepitan tali pusat yang tertunda (menunggu 1–3 menit setelah lahir) direkomendasikan untuk meningkatkan luaran neonatal, termasuk peningkatan simpanan zat besi dan penurunan risiko anemia pada bayi.
  • Perawatan perineum: Jika episiotomi dilakukan atau terdapat robekan perineum, robekan tersebut harus segera diperbaiki untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.
  • Dukungan emosional: Memberikan dukungan emosional dan ketenangan kepada ibu selama tahap ini sangatlah penting. Kelahiran bayi bisa terasa berat, dan memastikan ibu merasa didukung dapat meningkatkan pengalaman persalinannya secara keseluruhan.

Kala 3 persalinan merupakan periode kritis yang membutuhkan penanganan yang cermat untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi baru lahir. Penanganan aktif, pemantauan berkelanjutan, dan pemberian dukungan emosional merupakan komponen kunci perawatan selama tahap ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda