
kehamilan
Setelah Melahirkan, Banyak Ibu Alami Penurunan Penghasilan
HaiBunda
Rabu, 22 Oct 2025 16:55 WIB

Banyak ibu bekerja memilih untuk kembali ke kantor usia melahirkan. Pilihan ini biasanya diambil untuk melanjutkan karier atau mencari penghasilan tambahan yang digunakan dalam membesarkan anak.
Namun, tampaknya pilihan tersebut tak lagi bisa menjadi cara untuk menambah penghasilan, Bunda. Menurut temuan dari Office for National Statistics (ONS) Inggris, penurunan penghasilan terjadi setelah seorang perempuan menjadi ibu.
Dalam temuan ini, ONS menyoroti para ibu di Inggris yang menghadapi 'penurunan pendapatan yang substansial dan berkelanjutan' setelah memiliki anak. Dilansir BBC, lima tahun setelah melahirkan anak pertama, pendapatan para ibu turun rata-rata £1.051 per bulan (Rp23 juta) dibandingkan dengan gaji setahun sebelum memiliki anak. Pendapatan para ibu tersebut juga terus terdampak setelah kelahiran anak kedua dan ketiga.
Dalam kumpulan data ini, ONS telah mengamati pendapatan dan status pekerjaan para ibu setelah memiliki anak pertama, kedua, dan ketiga selama periode delapan tahun, yakni dari April 2014 hingga Desember 2022.
Hasilnya, para ibu mendapatkan penghasilan £313 per bulan (Rp6 juta) yang rata-rata lebih rendah dalam lima tahun setelah kelahiran anak kedua mereka, dan £689 per bulan (Rp15 juta) lebih rendah dalam lima tahun setelah anak ketiga mereka lahir. Setiap angka tersebut dibandingkan dengan gaji para ibu satu tahun sebelum setiap kelahiran.
Menurut data, para ibu ini mengalami 'kerugian maksimum' pada tahun pertama setelah anak mereka lahir, atau ketika mereka kemungkinan mengambil cuti yang diperpanjang. Nah, jika dibandingkan dengan pendapatan seorang ibu pada tahun sebelum anaknya lahir, maka total kerugian pendapatan selama lima tahun ditaksir mencapai:
- £65.618 atau sekitar Rp1,4 miliar pada anak pertama
- £26.317 atau sekitar Rp580 juta pada anak kedua
- £32.456 atau sekitar Rp720 juta pada anak ketiga
Kisah Bunda yang alami penurunan pendapatan usai melahirkan
Femilola Miller adalah salah satu Bunda yang mengalami penurunan pendapatan usai melahirkan. Perempuan dari London, Inggris, ini memiliki tiga anak berusia tujuh, lima, dan tiga tahun.
Sebelum menikah, ia dan suaminya David, memiliki gaji yang serupa. Namun, kini penghasilan David £55.000 (Rp1,2 miliar) lebih banyak daripada dari istrinya per tahun. Baik ia maupun suaminya sama-sama mengambil cuti kerja beberapa bulan setelah anak mereka lahir. Namun, setiap kali suaminya kembali bekerja, ia selalu mendapat promosi.
"Para ibu tidak mendapatkan kompensasi meskipun mereka kembali bekerja penuh waktu dan berdedikasi pada karier mereka," katanya.
Menurut Miller, beberapa orang masih memiliki stereotip terkait karier seorang perempuan usai melahirkan. Miller sendiri mengingat beberapa komentar orang kepadanya tentang apakah ia akan kembali bekerja setelah memiliki anak.
"Bahkan tidak ada yang bertanya tentang apa yang akan terjadi pada karier David. Saya sudah berkarier sebelum memiliki anak dan saya ingin terus bekerja penuh waktu," ungkap Miller.
Kata pakar soal diskriminasi kehamilan dan persalinan
Pendiri Pregnant Then Screwed, Joeli Brearley, mengatakan bahwa 'hukuman' menjadi ibu seperti badai bias yang sempurna, lalu ditambah undang-undang yang ketinggalan zaman, dan norma-norma budaya di masyarakat. Menurutnya, sebagian besar kesenjangan upah berdasarkan gender terkait dengan 'hukuman' menjadi ibu, yang dapat dikaitkan dengan sejumlah faktor, seperti:
- Biaya pengasuhan anak yang tidak terjangkau bagi sebagian keluarga
- Sistem cuti orang tua yang tidak seimbang
- Beberapa pekerjaan tidak menawarkan jam kerja fleksibel dan paruh waktu
- Diskriminasi kehamilan dan persalinan
Menurut penelitian dari Pregnant then Screwed dan Women in Data, hingga 74.000 ibu baru atau calon ibu kehilangan pekerjaan setiap tahunnya akibat diskriminasi kehamilan dan persalinan.
Sejak tahun lalu, undang-undang baru terkait hal ini telah berlaku di Inggris, Wales, dan Skotlandia. Undang-undang ini memberikan perlindungan lebih besar kepada perempuan dari pemutusan hubungan kerja (PHK) saat hamil atau sedang cuti melahirkan.
Demikian berita terkait penghasilan ibu di Inggris yang diperkirakan menurun usai melahirkan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
5 Tips Aman Berpuasa untuk Ibu Hamil yang Bekerja agar Tetap Fit dan Bugar

Kehamilan
7 Cara Atasi Morning Sickness untuk Ibu Hamil yang Bekerja di Kantor

Kehamilan
5 Cara Tepat Beri Tahu Atasan bahwa Bunda Tengah Hamil

Kehamilan
RUU Ketahanan Keluarga, Cuti Melahirkan Jadi 6 Bulan Bunda

Kehamilan
5 Persiapan Sebelum Cuti Melahirkan Selesai dan Kembali Bekerja


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda