Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kisah Bunda Syok Lihat Hasil USG, Janin Ternyata Tak Miliki Bagian Tubuh Ini

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Rabu, 22 Oct 2025 11:45 WIB

Ilustrasi dokter
Kisah Bunda Syok Lihat Hasil USG, Janin Ternyata Tak Miliki Bagian Tubuh Ini/Foto: Getty Images/pondsaksit
Daftar Isi
Jakarta -

Setiap ibu hamil pasti menantikan momen melihat calon bayi lewat pemeriksaan ultrasonografi (USG). Biasanya, ini menjadi saat yang membahagiakan apalagi ketika dokter mulai menunjukkan wajah, tangan, atau gerakan kecil sang janin di layar. 

Namun, pengalaman berbeda justru dialami oleh seorang Bunda asal Amerika Serikat bernama Marie Filatov, yang mengalami kejutan besar saat mengetahui bayinya ternyata tidak memiliki tangan kiri.

Kabar yang mengubah segalanya

Filatov, 25 tahun, yang tinggal di Cincinnati, tengah menantikan kelahiran anak pertamanya bersama sang tunangan. Di usia kehamilan sekitar 20 minggu, ia menjalani USG anatomi, pemeriksaan penting untuk memantau perkembangan organ dan struktur tubuh janin.

“Saya sangat senang bisa memiliki bayi pertama saya dengan tunangan saya, Jack. Kehamilannya terasa normal sampai kami menjalani pemindaian anatomi di usia 20 minggu,” ujar Filatov dikutip dari Newsweek.

Awalnya, pemeriksaan berjalan seperti biasa. Namun, dokter tiba-tiba terlihat lebih serius dan memeriksa layar berulang kali. Hingga akhirnya, dokter dengan hati-hati menyampaikan hasilnya:

“Semuanya terlihat baik… hanya ada satu hal bayi Anda tidak memiliki tangan kiri,” ungkap dokter kepada Filatov. 

Filatov merasakan sejuta pikiran berkecamuk di kepalanya saat itu.

"Saya benar-benar terkejut, Jack benar-benar hancur. Saat itu rasanya dunia kami hancur berantakan," kata Filatov.

"Kami sangat khawatir tentang masa depannya, kami khawatir apakah semuanya akan baik-baik saja dengannya, apakah dia memiliki masalah lain yang mengancam jiwa atau mengubah hidupnya? Saya merasa seperti sedang bermimpi buruk," sambungnya.

Diagnosis: Limb reduction defect

Dokter menjelaskan bahwa kondisi janin Marie disebut limb reduction defect, yaitu kelainan perkembangan yang menyebabkan sebagian anggota tubuh seperti tangan atau kaki tidak terbentuk sempurna atau bahkan hilang sepenuhnya.

Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 1 dari 2.100 bayi lahir dengan kondisi ini. Penyebab pastinya sering tidak diketahui, namun dokter menduga kemungkinan terjadi gangguan vaskular (seperti sumbatan aliran darah) pada masa awal pembentukan organ janin.

"Mereka tidak 100 persen yakin apa penyebabnya, tetapi menduga itu adalah masalah pembuluh darah seperti pembekuan darah di awal kehamilan saat lengannya sedang terbentuk," kata Filatov.

Dari rasa takut menjadi penerimaan

Meskipun Filatov dan pasangannya khawatir tentang bagaimana Myla akan menjalani hidup tanpa lengan kiri. Semua itu berubah saat mereka bertemu dengannya untuk pertama kalinya.

"Begitu dia lahir, kami tahu semuanya akan baik-baik saja dan dia sempurna. Dia selalu membuat kami terkesan sejak saat itu," kata Filatov.

Myla tumbuh menjadi bayi yang sehat, aktif, dan ceria. Ia mampu beradaptasi dengan cepat, memegang mainan, dan belajar melakukan hal-hal dengan caranya sendiri. Myla tidak pernah terhambat oleh disabilitasnya.

Dia telah mencapai semua tahapan perkembangannya dan telah mempelajari keterampilan penting seperti memanjat dan memegang cangkir. Dia bisa bermain dengan mainan apa pun yang diberikan orang tuanya dan tidak takut menghadapi tantangan baru.

"Tantangan terbarunya adalah belajar cara memanjat perosotan karena dia tidak bisa berpegangan pada satu sisi, tetapi dia pun berhasil mengatasinya dengan menemukan cara unik untuk menarik dirinya sendiri," kata Filatov.

 Marie pun membagikan kisahnya melalui media sosial. Video yang diunggahnya di TikTok mendapat ribuan komentar positif dari para ibu lain yang mengalami pengalaman serupa. Banyak yang mengatakan bahwa kisah Marie memberi mereka keberanian dan harapan.

Ketika Filatov memutuskan untuk membagikan video yang merinci kisah kelahiran putrinya dan apa yang terjadi setelahnya, ia melakukannya bukan untuk berlarut-larut dalam berita tak terduga yang mereka terima saat USG, melainkan untuk merayakan semua yang telah terjadi sejak saat itu.

 “Saya hanya merenungkan betapa jauhnya perjalanan kami, dari rasa takut dan sedih membayangkan seperti apa kehidupan Myla nantinya, hingga melihatnya benar-benar berkembang dan mengatasi setiap tantangan yang menghadangnya, dan saya ingin membagikannya,” kata Filatov.

 “Kami sangat bangga padanya dan saya berharap dunia akan berbaik hati kepada orang-orang yang berbeda dan merayakan keunikan mereka. Saya harap orang tua lain yang menerima berita serupa menemukan video saya dan tahu bahwa anak-anak mereka akan baik-baik saja,” sambungnya.

Pentingnya pemeriksaan USG rutin

Kisah Marie menjadi pengingat bagi para calon ibu tentang betapa pentingnya pemeriksaan USG rutin selama kehamilan. USG anatomi di trimester kedua bukan hanya untuk mengetahui jenis kelamin bayi, tetapi juga memastikan semua organ berkembang dengan baik.

Berikut jadwal pemeriksaan USG yang disarankan:

  • Trimester pertama (6–10 minggu): Memastikan kantung janin dan detak jantung.
  • Trimester kedua (18–22 minggu): memeriksa organ dan struktur tubuh janin secara detail.
  • Trimester ketiga (30–34 minggu): Melihat posisi janin dan kondisi plasenta.

Melalui pemeriksaan yang teratur, dokter dapat mendeteksi dini adanya kelainan sehingga Bunda dapat bersiap dan mendapatkan pendampingan medis maupun emosional yang dibutuhkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda