Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bisakah Memprediksi Jenis Kelamin Bayi di Kandungan dari Detak Jantung? Simak Jawaban Pakar

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Senin, 22 Sep 2025 17:00 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PIKSEL
Daftar Isi
Jakarta -

Jenis kelamin bayi dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Meski bisa dideteksi, USG tidak bisa 100 persen akurat memastikan jenis kelamin bayi, Bunda.

Selain USG, banyak orang percaya bahwa cara tradisional juga bisa dilakukan untuk mendeteksi jenis kelamin bayi di dalam kandungan. Salah satunya dari detak jantung janin.

Mitos mengatakan bahwa jika detak jantung bayi di atas 140 denyut per menit (bpm), maka kemungkinan besar Bunda sedang mengandung bayi perempuan. Sebaliknya, jika detak jantung di bawah 140 bpm, maka kemungkinan hamil anak laki-laki.

Meski asal-usul prediksi jenis kelamin dengan detak jantung ini masih belum diketahui, namun banyak orang percaya bahwa cara tersebut dapat dilakukan. Lantas, bisakah memprediksi jenis kelamin bayi dari detak jantungnya di dalam kandungan?

Simak penjelasan pakar berikut ini, Bunda!

Kata pakar soal detak jantung dan jenis kelamin bayi

Dilansir Today's Parent, kisaran normal detak jantung bayi di dalam kandungan adalah 110 hingga 160 bpm. Menurut konselor genetik Chelsea Wagner, detak jantung bayi tersebut tidak bisa digunakan untuk mendeteksi jenis kelamin.

"Saya tidak mengetahui adanya ilmu pengetahuan yang menghubungkan laju detak jantung dengan prediksi jenis kelamin janin," ujar Wagner.

Beberapa studi telah meneliti kaitan antara denyut jantung janin (DJJ) dengan kemungkinan deteksi jenis kelamin, Bunda. Misalnya, sebuah studi dari tahun 2006 mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara DJJ pada bayi laki-laki dan perempuan selama trimester pertama.

Sementara itu, sebuah studi tahun 2011 menunjukkan adanya sedikit perbedaan detak jantung berdasarkan jenis kelamin, di mana anak perempuan memiliki rata-rata denyut jantung per menit yang sedikit lebih tinggi daripada anak laki-laki. Namun, hasil studi tersebut tidak cukup signifikan untuk memperkuat teori bahwa jenis kelamin bayi bisa diketahui dari detak jantungnya.

Studi yang lebih baru di komunitas dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari tahun 2018 menemukan bahwa janin laki-laki menunjukkan denyut jantung yang jauh lebih rendah dan variabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan janin perempuan. Meskipun demikian, perbedaannya kecil itu tetap tidak menjamin signifikansi atau makna secara klinis.

"Saya pikir mitos-mitos ini berakar pada keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang bayi di dalam kandungan dan merayakan sesuatu yang menarik, sesuatu yang tidak selalu dapat dikendalikan," kata Wagner.

Mitos lainnya yang berhubungan dengan deteksi jenis kelamin bayi

Selain detak jantung, ada banyak mitos yang mengklaim cara deteksi jenis kelamin bayi di dalam kandungan. Beberapa contohnya seperti bentuk perut dan perhitungan kalender Cina.

Prediksi jenis kelamin dari bentuk perut adalah contoh umum mitos tanpa bukti ilmiah yang mendukungnya. Menurut kepercayaan, perut ibu hamil yang tampak tinggi dan bundar dapat berarti hamil anak perempuan. Sedangkan, bentuk perut yang rendah dan lebar berarti sedang hamil seorang anak laki -laki.

Tak berbeda dengan mitos bentuk perut, penggunaan kalender Cina juga diklaim dapat memprediksi jenis kelamin bayi. Kalender Cina memperhitungkan usia dan tanggal konsepsi ibu untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Setelah itu, hasil perhitungan dicocokkan dengan grafik.

Sama seperti detak jantung, mitos prediksi jenis kelamin bayi dari melihat bentuk perut atau perhitungan kalender Cina belum terbukti secara ilmiah. Sayangnya, masih banyak orang percaya dengan mitos-mitos ini untuk mengetahui jenis kelamin anak mereka.

"Banyak pasien telah mendatangi saya dan mengatakan hal -hal seperti 'Saya tahu ini laki -laki karena rasanya seperti kehamilan terakhir saya.' Tidak ada bukti ilmiah untuk mengkonfirmasi bahwa gejala serupa antara kehamilan adalah indikator jenis kelamin yang sama," ungkap dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Dr. Greg Marchand.

Cara terbaik untuk mengetahui jenis kelamin bayi

Alih-alih percaya dengan mitos, Bunda dan Ayah dapat memilih cara yang cukup akurat untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Caranya adalah melakukan pemeriksaan dengan USG atau non-invasive prenatal tests (NIPT).

"USG sangat dapat diandalkan setelah 17 minggu kehamilan, tetapi yang paling dapat diandalkan adalah NIPT yang dapat dilakukan sedini mungkin, yakni di usia 10 minggu kehamilan," kata Marchand.

Hal yang sama juga disampaikan Wagner. Menurutnya, NIPT bisa menjadi cara terbaik untuk mengetahui jenis kelamin anak di awal kehamilan. Perlu diketahui, NIPT dilakukan dengan mengambil sampel darah ibu untuk menganalisis DNA.

"Selama perkembangan, bahkan di awal kehamilan, plasenta melepaskan beberapa informasi genetiknya di beberapa kromosom itu, jadi mereka sebenarnya mengambang dalam aliran darah ibu," ungkapnya.

Demikian penjelasan pakar tentang deteksi jenis kelamin bayi dari detak jantung. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda