Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

20 Persiapan Sebelum Hamil yang Perlu Dibahas Bersama Pasangan

Melly Febrida   |   HaiBunda

Rabu, 17 Sep 2025 16:10 WIB

ilustrasi suami istri
20 Persiapan Sebelum Hamil yang Perlu Dibahas Bersama Pasangan/Foto: Getty Images/whitebalance.space
Daftar Isi
Jakarta -

Memutuskan memiliki anak tak cukup karena tekanan sekitar. Ayah dan Bunda tentu punya persiapan matang sebelum memutuskan memiliki anak. Ada berbagai persiapan sebelum hamil yang perlu Bunda bahas dengan Ayah.

Persiapan sebelum hamil atau preconception care tidak hanya penting untuk calon Bunda, tapi juga untuk calon Ayah. Karena itu pembahasan ini harus bersama. Waktu terbaik untuk memulai percakapan rencana memiliki anak tentu sebaiknya jauh sebelum hamil.

Psikolog Joanna Seidel menjelaskan bahwa menjadi orang tua akan mengubah seluruh kehidupan seseorang, baik itu Ayah maupun Bunda. Ini bisa secara fisik maupun emosional. "Selama tahun pertama, Anda benar-benar berubah," kata Seidel dilansir dari TodayParent.

Oleh karena itu, Ayah dan Bunda tentu perlu menentukan posisi masing-masing sejak dini. Ini untuk membantu memperlancar proses menjadi orang tua.

20 Persiapan sebelum hamil yang perlu dibahas

Bunda yang bekerja tentu sudah memikirkan matang-matang, jika nanti punya anak langkah apa yang akan dipilih. Tetap bekerja atau memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT). Ini menjadi salah satu topik bahasan yang penting untuk dirundingkan bersama suami.

Masih banyak lagi pembahasan yang pasangan suami istri (pasutri) tentang persiapan sebelum hamil yang dirangkum dari berbagai sumber, antara lain:

1. Kesiapan mental

Memiliki anak tentu butuh persiapan mental, karena tugas Ayah dan Bunda tidak selesai dengan hanya menghadirkan anak di dunia. Tapi mental dalam membesarkan anak juga perlu diperhatikan. Pasangan dengan komunikasi yang baik lebih mampu menghadapi stres parenting.

2. Pembagian peran parenting

Pembahasan ini lebih ke pembagian peran serta prinsip dalam mendidik anak. Ayah Bunda dapat memulai dengan berbicara jujur tentang masa kecil masing-masing. Kemudian membahas bagaimana ingin membesarkan anak-anak.

Jika anak ditemani kakek neneknya, bagaimana menghadapi perselisihan atau konflik dengan kakek-nenek?

3. Kesepakatan pola asuh

Ini lebih ke gaya parenting. Ayah Bunda akan menggunakan pendekatan otoritatif, demokratis, atau lainnya? Diskusi ini dapat mencegah konflik setelah anak lahir.

"Sebagai orang tua, Anda akan mengadopsi beberapa gaya pengasuhan yang Anda terima dan Anda akan mencoba mennggalkan bagian-bagian yang kurang menyenangkan," kata Seidel.

4. Rencana finansial jangka pendek dan panjang

Hamil dan melahirkan tentu butuh biaya, pasutri perlu mempersiapkannya. Setelah lahir, ada banyak  hal lain yang perlu diperhatikan seperti asuransi kesehatan, imunisasi, hingga pendidikan anak.

Menurut penelitian di Journal of Family and Economic Issues, masalah finansial sering menjadi sumber stres utama orangtua baru.

5.Tabungan dan dana darurat

Sebelum memutuskan memiliki anak, pasutri perlu memastikan memiliki dana darurat 3-6 bulan pengeluaran.

6. Diskusi tentang karier

Cobalah untuk mengantisipasi konflik sebelum muncul. Menurut Seidel, pasangan jauh lebih mungkin bercerai tiga atau empat tahun setelah memiliki anak—dalam beberapa kasus, bahkan lebih awal. Jujurlah kepada diri sendiri dan pasangan tentang tujuan sebelum hamil.

Apakah pasutri tetap ingin bekerja dua-duanya? Apakah salah satu akan tinggal di rumah? Tetapkan tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang yang realistis untuk karier dan kehidupan keluarga, dan tinjau kembali sesuai kebutuhan.

Selain itu, zaman sekarang begitu banyak penyakit. Ayah Bunda perlu membahas jika anak sakit dan berdua bekerja, anak di rumah dengan siapa. Siapa yang mungkin cuti.

7. Nilai dan prinsip dalam mendidik anak

Ini termasuk dalam agama, budaya hingga gaya hidup yang ingin pasutri terapkan ke anak. Di Indonesia, membesarkan anak sesuai ajaran agama menjadi bagian penting dari persiapan.

8. Tempat tinggal dan lingkungan

Bunda tentu ingin anak-anak tinggal di lingkungan yang ramah anak. Apakah lingkungan tempat tinggal pasutri saat ini dapat mendukung tumbuh kembang anak ke depannya. 

9. Dukungan dari keluarga besar

Pembahasan ini tentang sejauh mana keterlibatan orangtua atau mertua dalam pengasuhan anak. Apa yang harus dihadapi jika gaya pengasuhan kakek neneknya berbeda dengan yang pasutri rencanakan.

10. Hubungan dengan pasangan

Dalam penelitian di Journal of Marriage and Family, dijelaskan bahwa kualitas hubungan sebelum punya anak berpengaruh besar terhadap kepuasan hidup setelah menjadi orangtua.

11. Manajemen stres bersama

Bunda tentu ingin hubungan dengan suami tetap sehat meski memiliki anak. Untuk manajemen stres bersama, pasutri dapat membahas tentang olahraga, meditasi, atau hobi berdua yang akan dijalani masing-masing. Dan bagaimana pembagian waktunya. 

Tanyakan pada diri sendiri apa yang akan membantu diri ini tetap rileks dan tenang, serta dukungan apa yang dibutuhkan. Semakin pasutri memahami kebutuhannya, semakin besar kemungkinan pasangan, anggota keluarga, dan teman-teman tahu cara mendukung.

12. Rencana jumlah anak

Orangtua zaman sekarang lebih memilih cukup satu anak saja. Pasutri perlu membicarakan berapa jumlah anak yang diinginkan. Dan berapa jarak antar kehamilan agar berdua dapat membesarkan anak dengan sehat.

13. Kehidupan sosial setelah memiliki anak anak

Kehidupan sosial pasutri tentu berbeda setelah memiliki anak. Faktanya, waktu untuk bersama teman serta melakukan kegiatan sosial akan berkurang. Ini perlu dibahas agar tak ada salah satu pihak yang merasa sendiri dalam membesarkan anak. 

14.  Manajemen waktu

Memiliki anak akan mengubah rutinitas Ayah dan Bunda. Orangtua baru harus belajar mengatur waktu antara bekerja, rumah, dan waktu bersama. 

15. Perencanaan pendidikan anak

Meski masih jauh, Ayah dan Bunda perlu membicarakan tentang rencana pendidikan anak. Diskusikan apakah anak nantinya akan bersekolah di sekolah negeri, sekolah swasta, atau homeschooling. 

16. Cara mengelola konflik

Ketika pasutri menemui jalan buntu, apa yang akan dilakukan. Setiap pasangan akan menghaadapi perbedaan karena itu penting memeiliki cara menyelesaikan konflik tanpa saling menyakiti.

17. Menyepakati pengasuhan oleh pihak ketiga

Jika Bunda kembali bekerja, apakah anak akan dititipkan di daycare atau lebih nyaman dengan pengasuh di rumah. Apakah Ayah Bunda memerlukan baby sitter atau asisten rumah tangga. Pengasuh di rumah tentu akan menyedot semua penghasilan pasutri. Namun perlu juga memastikan keamanan anak dengan pengasuh. 

18. Diskusi tentang media dan teknologi

Orangtua perlu sepakat sejak dini  bagaimana memperkenalkan gadget pada anak di kemudian hari. 

19. Hiburan untuk keluarga

Pasutri bicarakan tentang rencana menciptakan quality time keluarga, agar kehidupan tetap harmonis di tengah kesibukan mendidik anak. 

20. Rencana pensiun

Ayah dan Bunda juga perlu membahas masalah ini. Masa depan orangtua juga penting. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda