Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Dampak Siklus Menstruasi pada Komplikasi Kehamilan

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 02 Sep 2025 16:50 WIB

Ilustrasi Siklus Haid
Ilustrasi Siklus Menstruasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur
Jakarta -

Perkembangan teknologi memungkinkan para peneliti mengembangkan studi terkait sistem reproduksi perempuan. Baru-baru ini, peneliti Monash Health berencana untuk meneliti dampak siklus menstruasi pada komplikasi kehamilan, Bunda.

Studi ini secara khusus bertujuan menemukan penyebab baru yang dapat menimbulkan tantangan bagi ibu dan bayi selama kehamilan. Studi juga ingin menemukan pengobatan baru untuk mendukung kehamilan yang lebih sehat.

Lektor Monash University - School of Clinical Sciences, Miranda Davies-Tuck, bakal memimpin studi ini. Ia berharap bisa merekrut 1.104 ibu hamil pada awal tahun depan dan perempuan yang melahirkan pada akhir 2026.

Studi terkini yang bertujuan untuk mencegah lahir mati (stillbirth) kebanyakan hanya berfokus pada peran plasenta. Plasenta diketahui terlibat hingga 65 persen terjadinya kasus lahir mati, kelahiran prematur, dan hambatan pertumbuhan janin.

Sebaliknya, penyebab fungsi plasenta yang buruk masih belum dipahami. Namun, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa lingkungan endometrium tempat embrio berimplantasi dan plasenta berkembang sangat penting dalam menentukan arah kehamilan.

Dampak menstruasi dan komplikasi kehamilan

Menurut Davies-Tuck, sepertiga dari ukuran sampel telah diambil di klinik antenatal Monash Health. Subjek penelitian ini adalah perempuan berusia 18 hingga 45 tahun dengan kehamilan tunggal yang tidak memiliki endometriosis, adenomiosis, kanker endometrium, atau fibroid submukosa endometrium, atau pernah menjalani ablasi endometrium (prosedur bedah untuk menghentikan perdarahan menstruasi yang berat).

Para subjek lalu diminta mengisi survei riwayat menstruasi untuk mencatat panjang siklus, keteraturan, tingkat nyeri, beratnya aliran darah yang keluar, dan gejala lainnya. Hasil studi ini akan mengaitkannya dengan kasus lahir mati, kelahiran prematur spontan, preeklamsia, atau hambatan pertumbuhan janin.

Peserta penelitian juga diminta mengisi survei gerakan janin opsional antara usia kehamilan 28 hingga 32 minggu, dan usia kehamilan 36 minggu ke atas. Persetujuan untuk pengambilan plasenta pada saat persalinan juga akan diminta, Bunda.

Davies-Tuck mengatakan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap penyebab baru disfungsi plasenta yang menyebabkan lahir mati, kelahiran prematur, dan hambatan pertumbuhan janin. Dari temuan tersebut, tim peneliti bakal mengembangkan pengobatan baru atau menggunakan kembali metode pengobatan yang sudah ada.

Penelitian ini juga dapat menghasilkan contoh menstruasi yang sehat untuk dijadikan bagian dari skrining perawatan kehamilan rutin. Hasilnya juga dapat mengidentifikasi perempuan yang berisiko mengalami stillbirth, kelahiran prematur, dan hambatan pertumbuhan janin.

"Hal ini juga dapat mengidentifikasi sekelompok perempuan yang mungkin mendapat manfaat dari perawatan pencegahan stillbirth dengan Aspirin, yang telah efektif dalam mengurangi kejadian preeklamsia dan semakin dipertimbangkan untuk mencegah stillbirth berulang," kata Davies-Tuck.

Hasil studi diharapkan dapat mencegah komplikasi kehamilan

Profesor Kirsten Palmer dari SCS mengatakan bahwa masih banyak hal yang belum dipahami tentang cara mencegah, memprediksi, atau mengobati komplikasi kehamilan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mencegahnya dengan meneliti pola menstruasi.

"Sayangnya, 1 dari 3 perempuan akan mengalami beberapa bentuk komplikasi selama kehamilan mereka. Penelitian seperti ini diharapkan bisa menghasilkan informasi berharga yang dapat kita gunakan secara klinis di masa mendatang untuk memandu dan mendukung perawatan ibu hamil dengan lebih baik," ungkapnya.

Menurut Palmer, informasi dari penelitian ini akan menginformasikan uji klinis atau program penelitian di masa mendatang yang bertujuan untuk lebih memahami hubungan menstruasi dengan komplikasi kehamilan.

"Pada akhirnya, penelitian ini merupakan bagian dari rangkaian penelitian yang lebih luas yang bertujuan untuk lebih memahami lingkungan endometrium dan uterus menjelang kehamilan, dengan masalah-masalah tersebut dapat berkontribusi pada komplikasi kehamilan seperti keguguran, keguguran berulang, insufisiensi plasenta, yang menyebabkan preeklamsia dan hambatan pertumbuhan janin, serta kelahiran prematur," kata Palmer.

"Banyak dari komplikasi ini yang masih kurang kita pahami. Jadi, kami berharap penelitian ini akan memberikan harapan akan pendekatan perawatan klinis yang lebih baik di masa mendatang," sambungnya.

Demikian studi yang akan dikembangkan untuk mengetahui dampak siklus menstruasi terhadap komplikasi kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda