Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Pecah Rekor, Bayi di AS Lahir dari Embrio yang Dibekukan sejak Tahun 1994!

Annisa Aulia Rahim   |   HaiBunda

Senin, 18 Aug 2025 15:00 WIB

Clinic of reproductive medicine. Artificial insemination. Clinic of artificial conception. Sperm freezing. Liquid nitrogen storage
Pecah Rekor, Bayi di AS Lahir dari Embrio yang Dibekukan sejak Tahun 1994!/Foto: Getty Images/iStockphoto/Neznam
Daftar Isi
Jakarta -

Pernahkah Bunda membayangkan, seorang bayi bisa lahir dari embrio yang sudah dibekukan hampir 31 tahun lamanya? Kedengarannya seperti kisah dalam film, ya, Bunda? Tapi ini benar-benar nyata terjadi di Amerika Serikat. Seorang bayi laki-laki lahir sehat dari embrio yang sudah disimpan sejak tahun 1994!

Bayi Thaddeus, hadiah terindah setelah penantian panjang

Pasangan asal Ohio, Lindsey (35) dan Tim Pierce (34), sudah bertahun-tahun menanti hadirnya momongan. Setelah berjuang selama 7 tahun, akhirnya harapan mereka terkabul lewat proses yang disebut adopsi embrio. Embrio yang mereka adopsi ternyata bukan embrio biasa—melainkan embrio yang dibekukan sejak hampir 31 tahun lalu, tepatnya tahun 1994, sebelum internet populer, lho, Bunda!

Bayi yang diberi nama Thaddeus Daniel Pierce ini lahir pada 26 Juli 2025 dalam kondisi sehat. Thaddeus menghabiskan 11.148 hari di ruang penyimpanan dingin, sebuah kapsul waktu kecil dalam nitrogen cair, sebelum diadopsi oleh Lindsey Pierce, 35 tahun, dan Tim Pierce, 34 tahun, dari Ohio. Thaddeus Pierce diyakini sebagai hasil dari embrio beku terlama yang pernah dilahirkan.

"Kami hanya menginginkan bayi. Dia sangat tenang. Kami takjub memiliki bayi yang berharga ini," kata Pierce dikutip dari Straitstimes.

Siapa pemilik embrio Thaddeus?

Adopsi embrio adalah proses saat pasangan yang tidak bisa memiliki anak dari sel telur atau sperma sendiri, 'mengadopsi' embrio yang tersisa dari program bayi tabung pasangan lain. Embrio ini kemudian ditanamkan ke dalam rahim sang ibu dan kehamilan bisa berjalan seperti biasa. Dalam kasus ini, embrio Thaddeus berasal dari seorang perempuan bernama Linda Archerd, yang menyumbangkannya setelah berhasil hamil pada masa mudanya.

Linda Archerd yang kini berusia 62 tahun, pada tahun 90-an beralih ke fertilisasi in-vitro (IVF) setelah berjuang melawan infertilitas selama bertahun-tahun. Saat itu, kemampuan untuk membekukan dan mencairkan embrio masih merupakan sesuatu yang baru.

Perawatan IVF yang dilakukan Archerd menghasilkan empat embrio, dan ia berniat untuk menggunakan semuanya. Embrio pertama menghasilkan seorang putri, tetapi perceraian kemudian membuat tiga embrio lainnya terombang-ambing tidak hanya dalam nitrogen tetapi juga dalam ketidakpastian.

Selama bertahun-tahun, Archerd membayar biaya penyimpanan, awalnya dengan patuh, kemudian dengan rasa bersalah.

“Dulu saya menganggap mereka sebagai tiga harapan kecil,” ujarnya.

Akhirnya, ia mendirikan Snowflakes, sebuah program adopsi embrio yang memungkinkan para donor memilih keluarga angkat dan menjaga keterbukaan. Program ini menawarkan kompromi antara membiarkan embrio mati dan anonimitas donasi yang lebih abstrak.

Hingga kini, adopsi embrio terbilang masih jarang dilakukan. Hanya 2 persen kelahiran di AS yang melibatkan IVF, dan bahkan lebih kecil lagi yang melibatkan embrio yang berasal dari orang lain. Sementara itu, diperkirakan 1,5 juta embrio berada di dalam freezer di seluruh Amerika Serikat, menunggu kesempatan kedua atau keputusan administratif.

Indikasi, Syarat, dan Biaya Egg FreezingIndikasi, Syarat, dan Biaya Egg Freezing/ Foto: HaiBunda/Mia

Klinik ini berani menerima embrio tua

Tak semua klinik mau menerima embrio yang sudah dibekukan selama itu. Namun, klinik Rejoice Fertility di Knoxville, Tennessee, percaya bahwa setiap embrio punya kesempatan untuk hidup. Mereka pun berhasil mencairkan dan menanamkan embrio itu dengan hati-hati. Dr. John David Gordon, spesialis fertilitas keluarga Pierce, mengatakan masalahnya adalah kita sangat ahli dalam membuat embrio, tetapi kita tidak begitu ahli dalam memutuskan apa yang harus dilakukan dengan sisa-sisanya.

Klinik Dr. Gordon, Rejoice Fertility, dikenal menerima bahkan embrio yang paling tua sekalipun, terkadang dikirim ke seluruh AS dalam wadah yang sudah tua. Dari tiga embrio yang disumbangkan oleh Ibu Archerd kepada keluarga Pierce, satu tidak bertahan dalam pencairan. Dua ditransfer ke Ibu Pierce, dan satu ditanamkan.

Embrio tunggal itu yang lebih tua dari beberapa perawat di ruang bersalin menjadi seorang anak yang hidup. Pencapaian ini terjadi di tengah perubahan latar belakang hukum. Pada awal tahun 2024, Mahkamah Agung Alabama memutuskan bahwa embrio beku secara hukum setara dengan anak-anak, yang sempat membuat panik klinik IVF.

Legislator sejak itu telah menawarkan perlindungan tanggung jawab sementara, tetapi pertanyaan tentang bagaimana memperlakukan embrio secara etis, hukum, dan emosional masih belum jelas.

Archerd mengatakan ia merasa lega, bercampur dengan semacam kesedihan. Ia telah menerima foto anak laki-laki itu dari keluarga Pierce dan berharap suatu hari nanti dapat bertemu dengannya.

"Saya ingin sekali bertemu dengannya. Hanya untuk mengetahui bahwa dia nyata, dan bahwa harapan-harapan kecil saya ada di dunia," kata Archerd.

Meskipun kisah ini memecahkan rekor dunia, tapi bagi Lindsey dan Tim, yang terpenting adalah hadirnya Thaddeus sebagai pelengkap hidup mereka. Seperti yang diungkap Lindsey, mereka hanya ingin menjadi orang tua dan membesarkan anak dengan penuh cinta.


Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda