Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Gangguan Otot Dasar Panggul Sering Terjadi Usai Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 15 Aug 2025 18:20 WIB

Ilustrasi Sakit Pinggang
Ilustrasi Gangguan Otot Dasar Panggul usai Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PRImageFactory
Jakarta -

Proses kehamilan dan persalinan yang dialami perempuan dapat mengubah kondisi tubuhnya. Salah satu keluhan yang dapat dialami setelah melahirkan adalah rasa tidak nyaman di area panggul atau gangguan otot dasar panggul.

Studi yang dilakukan oleh University of Chicago Medicine tahun 2024 menunjukkan, setidaknya 1 dari 3 perempuan akan mengalami gangguan otot dasar panggul atau pelvic floor disorder seumur hidup mereka. Gangguan ini dapat terjadi di usia berapa pun dan berbagai faktor dapat memicunya, termasuk kehamilan dan persalinan.

Survei di Origin Pelvic Health Study pada tahun 2024 menemukan, 96 persen perempuan memiliki gejala gangguan otot dasar panggul yang belum terdiagnosis. Sementara itu, satu dari tiga ibu yang melahirkan dalam kurun waktu lima tahun mengalami nyeri saat berhubungan seksual, dan 67 persen mengalami kebocoran kandung kemih.

Dari survei juga diketahui bahwa 86 persen dari perempuan mengatakan bahwa mereka tidak menerima panduan apa pun tentang penyembuhan gangguan dasar panggul setelah melahirkan. Demikian seperti melansir dari Parents.

Hubungan melahirkan dan gangguan otot dasar panggung

Kehamilan dapat membebani otot dasar panggul. Tak sedikit Bunda mengeluhkan nyeri di area panggul hingga memengaruhi kehidupannya sehari-hari.

"Bahkan, hanya menambah berat badan yang dibutuhkan untuk mengandung bayi saja sudah memberikan banyak tekanan ekstra pada dasar panggul," kata terapis fisik dan Head of Clinical Quality and Talent di Origin Liz Miracle, MSPT, WCS.

"Otot dasar panggul (pelvic floor) harus sedikit terangkat untuk mengatasi tantangan tersebut," sambungnya.

Perubahan hormonal juga bisa menyebabkan nyeri di panggul selama hamil, Bunda. Misalnya, pelepasan hormon relaksin bisa menyebabkan sendi menjadi lebih kendur.

Sementara untuk melahirkan, prosesnya sendiri dapat memberikan tekanan yang signifikan pada otot dasar panggul. Meskipun persalinan pervaginam lebih mungkin menyebabkan gangguan dasar panggul, bukan berarti mereka yang menjalani operasi caesar tidak akan mengalaminya.

Gangguan dapat terjadi pada ibu yang melahirkan caesar sebagai dampak dari menggendong bayi atau mengejan sebelum menjalani operasi darurat. Dua kondisi tersebut dapat menyebabkan robekan otot saat melahirkan.

Gejala gangguan otot dasar panggul setelah melahirkan bisa sangat beragam. Berikut beberapa gejalanya:

  • Sembelit
  • Urine bocor
  • Rasa berat di area panggul
  • Perubahan aktivitas seksual (nyeri atau tidak dapat mencapai orgasme)
  • Nyeri di tulang ekor
  • Nyeri punggung bawah

Terapi untuk mengatasi masalah di pelvic floor

Terapi pelvic floor atau dasar panggul dapat menjadi pilihan untuk mencegah gangguan setelah melahirkan. Menurut instruktur yoga bersertifikat, McKenzie, terapi dapat dimulai pada trimester kedua untuk membantu mengendurkan otot-otot, dan persiapan persalinan.

Selama terapi dasar panggul, terapis terlatih biasanya akan melatih otot-otot eksternal dan internal. Terapis juga membekali ibu hamil dengan latihan yang bisa dilakukan sendiri di rumah.

Terapi mandiri biasanya dilakukan tergantung pada kondisi pasien. Ibu hamil mungkin direkomendasikan menggunakan dilator di rumah untuk meregangkan jaringan vagina.

Terapi dasar panggul dapat dilanjutkan setelah melahirkan pada persalinan yang sulit. Pada beberapa kasus, terapi dapat mengatasi inkontinensia urine atau kondisi di mana seseorang sulit mengontrol urine yang keluar.

Terapis fisik dasar panggul di Hinge Health, Bijal Toprani, PT, DPT, merekomendasikan semua Bunda untuk menjalani evaluasi dasar panggul setelah melahirkan. Pasalnya, gangguan dasar panggul jarang terdeteksi meski perempuan kontrol ke dokter setelah melahirkan.

"Mereka tidak benar-benar melihat secara lengkap, apakah perempuan dapat mengoordinasikan otot atau merelaksasikan otot, atau seberapa kuat ototnya tersebut," kata Toprani.

"Mereka lebih mencari cara untuk menyembuhkan, yang mana itu juga sangat penting. Terkadang, pemeriksaan yang dilakukan berbeda dari terapis fisik kesehatan panggul."

Para ahli sepakat terapi dasar panggul selama kehamilan dapat mencegah terjadinya gangguan dasar panggul usai melahirkan. Dalam terapi ini, Bunda akan dipandu untuk melakukan latihan-latihan, seperti lunge dan mini squat, serta latihan pernapasan diafragma.

"Gerakan-gerakan yang jauh lebih lembut dan menyeluruh, bermanfaat bagi dasar panggul untuk persiapan melahirkan dan menjaganya setelah bayi lahir," ungkap Toprani.

Terapis juga biasanya memberikan panduan untuk melindungi area dasar panggul, termasuk mengompres hangat perineum selama fase mengejan untuk mencegah robekan. Pijat perineum juga dapat membantu pada minggu-minggu menjelang persalinan.

Demikian penjelasan terkait gangguan otot dasar panggul usai melahirkan, dan cara mencegahnya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda