
kehamilan
Rumah Sakit di Singapura Kewalahan, Alami Lonjakan Permintaan IVF
HaiBunda
Sabtu, 02 Aug 2025 08:10 WIB

Daftar Isi
Singapura menjadi salah satu negara Asia yang banyak dikunjungi pasangan suami istri untuk program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Selain fasilitas dan teknologis medis canggih, tingkat keberhasilan bayi tabung di negara ini juga cukup tinggi.
Dilansir World Fertility Services, Singapura menjadi negara dengan tingkat keberhasilan bayi tabung tinggi di antara negara Asia Tenggara. Setidaknya, tingkat keberhasilan IVF di negara ini mencapai 75 hingga 85 persen.
Beberapa faktor tersebut membuat permintaan terhadap layanan IVF di Singapura meningkat selama beberapa tahun terakhir. Banyak pasangan suami istri dari luar negeri datang ke Singapura untuk menjalani prosedur teknologi reproduksi berbantu, mulai dari inseminasi buatan hingga IVF.
Lonjakan permintaan IVF bikin RS di Singapura kewalahan
Banyaknya pasangan suami istri datang ke Singapura untuk IVF membuat rumah sakit di sana kewalahan. Lonjakan ini bahkan membuat beberapa rumah sakit harus menyesuaikan kapasitas dan layanan mereka untuk memenuhi permintaan IVF yang meningkat, Bunda.
Menurut data, sekitar 10.500 siklus perawatan teknologi reproduksi berbantuan atau assisted reproductive technology (ART) setidaknya telah dilakukan di Singapura pada 2022. Demikian seperti mengutip laman The Straits Times.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura mengatakan bahwa angka tersebut meningkat sebesar 14 persen dari sekitar 9.200 siklus pada tahun 2020, dan 81 persen dari sekitar 5.800 siklus pada tahun 2013. Laporan juga menyebut bahwa jumlah pasien di beberapa rumah sakit yang menjalani prosedur IVF meningkat hingga 30 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan permintaan IVF, di antaranya semakin tinggi usia pernikahan, gaya hidup modern yang memengaruhi tingkat kesuburan, serta kemajuan teknologi medis yang membuat lebih banyak pasangan percaya diri mencoba metode kehamilan berbantu.
Selain itu, reputasi negara Singapura sebagai pusat media dengan fasilitas dan teknologi berkualitas juga menari banyak pasangan suami istri untuk melakukan IVF. Banyak mereka yang datang berasal dari negara tetangga, seperti Indonesia dan Malaysia.
Faktor usia dan lonjakan IVF di Singapura
Menurut data terbaru dari Statistik Pernikahan dan Perceraian 2022 yang diterbitkan oleh Departemen Statistik, usia rata-rata pernikahan pertama di Singapura pada 2022 adalah 29,3 tahun untuk perempuan dan 30,7 tahun untuk pria. Angka ini naik dari 28 tahun untuk perempuan dan 30,1 tahun pada tahun 2012.
Sementara, dikutip dari Bloomberg Technoz, data lain menunjukkan bahwa usia rata-rata pernikahan pertama untuk pengantin pria pada 2023 adalah 31 tahun, dan pada perempuan adalah 29,5 tahun. Dibandingkan satu dekade sebelumnya, angka ini naik dari 30,2 tahun untuk pria dan 28,1 tahun untuk perempuan.
Peluang hamil yang semakin menurun seiring bertambahnya usia menjadi salah satu penyebab banyak pasangan suami istri memilih IVF untuk program hamil. Melansir dari laman Mount Elizabeth Fertility Centre, data menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan kehamilan yang tinggi terjadi pada 77 persen perempuan di bawah 30 tahun, 57 persen pada usia 30-39 tahun, dan 39 persen pada usia 40 tahun ke atas.
Persiapan negara Singapura menghadapi lonjakan IVF
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan bahwa KK Women's and Children's Hospital (KKH) dan Singapore General Hospital (SGH) berencana untuk meningkatkan kapasitas mereka untuk perawatan ART secara progresif selama beberapa tahun ke depan.
Sementara di National University Hospital (NUH), kapasitas IVF di rumah sakitnya telah meningkat sekitar sepertiga setelah renovasi pada tahun 2022. Menurut Prof. Wong dari NUH, renovasi tersebut juga meningkatkan kapasitas rumah sakit untuk menyimpan sel telur dan embrio beku. Ketika rencana perluasan selesai, kapasitas ART di ketiga rumah sakit, yakni KKH, SGH, dan NUH, setidaknya akan meningkat sekitar 20 persen.
Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi SGH, Associate Professor Yong Tze Tein, mengatakan bahwa masalah sulitnya mendapat momongan bagi para pasangan kini bukan menjadi hal yang tabu di masyarakat. Banyak pasangan sudah memiliki keinginan untuk datang mencari bantuan ke rumah sakit, Bunda.
SGH sendiri rencananya akan memindahkan Pusat Reproduksi Berbantuan (ART) ke lokasi baru di dalam kompleks rumah sakit pada tahun 2027. Hal tersebut dilakukan sehingga rumah sakit dapat menampung lebih banyak ruang konsultasi, ruang operasi yang lebih besar, dan laboratorium yang dapat menampung lebih banyak inkubator.
Sementara di KKH, pasangan yang menjalani IVF meningkat lebih dari 40 persen antara tahun 2014 dan 2023. Menurut Dr. Liu Shuling dari KKH , laboratorium khusus IVF yang baru, akan memperluas kapasitas rumah sakit untuk kasus yang lebih terspesialisasi, seperti melakukan prosedur biopsi untuk pengujian genetik pra-implantasi dan pembekuan sel telur elektif.
Demikian berita tentang lonjakan permintaan IVF di negara Singapura. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Berapa Batas Usia Wanita Bisa Menjalani Program Bayi Tabung?

Kehamilan
5 Tips agar Proses Transfer Embrio pada IVF Dapat Berjalan Lancar

Kehamilan
5 Pertimbangan sebelum Putuskan Menjalani Program Bayi Tabung, Semangat Bun!

Kehamilan
Bunda, Begini lho Proses Transfer Embrio ke Rahim pada Program IVF

Kehamilan
Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Memutuskan Program Bayi Tabung


10 Foto
Kehamilan
10 Bunda Seleb Pernah Gagal Program Bayi Tabung, Ada yang Mencoba Enam Kali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda