Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Princess Margaret Ternyata Alami Fetal Alchohol Syndrome akibat Kebiasaan Buruk Ibu Suri saat Hamil Dirinya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Selasa, 05 Aug 2025 22:50 WIB

FILE - Britain's Prince Charles, watched by, from left, King George VI, Princess Elizabeth, Prince Philip, Princess Margaret and Queen Elizabeth, sits on a sculpture of a deer in the grounds of Balmoral Castle, Scotland, Aug. 1951. Queen Elizabeth II will mark 70 years on the throne Sunday, Feb. 6, 2022, an unprecedented reign that has made her a symbol of stability as the United Kingdom navigated an age of uncertainty.  (AP Photo, File)
Princess Margaret Ternyata Alami Fetal Alchohol Syndrome akibat Kebiasaan Buruk Ibu Suri saat Hamil Dirinya/Foto: AP Photo
Daftar Isi
Jakarta -

Konsumsi minuman beralkohol saat hamil diketahui memang dapat berdampak buruk ke janin. Ternyata, kondisi itu dialami Princess Margaret atau Putri Margaret akibat kebiasaan sang Bunda yakni Queen Mother Elizabeth yang minum alkohol saat hamil dirinya. 

Menurut laporan yang diterbitkan di The Telegraph pada 30 Juli, Meryle Secrest mengemukakan klaim Putri Margaret yang merupakan adik dari Ratu Elizabeth II kemungkinan menderita fetal alcohol syndrome (FAS). Kondisi ini akibat ibunya mengonsumsi alkohol saat hamil. 

Secrest menuliskan dalam buku terbarunya, Princess Margaret and the Curse: An Inquiry into a Royal Life, yang akan terbit pada 9 September.

Melansir People, Secrest berspekulasi dalam teks tersebut bahwa adik perempuan Ratu Elizabeth menderita 'disabilitas tak kasat mata' akibat kondisi tersebut, yang memengaruhi kepribadiannya dan memengaruhi jalan hidupnya.

Apa itu fetal alcohol syndrome (FAS)?

Mayo Clinic mendefinisikan fetal alcohol syndrome (FAS) atau sindrom alkohol janin sebagai suatu kondisi akibat paparan alkohol pada anak selama kehamilan sang ibu yang dapat menyebabkan anak mengalami tantangan perilaku dan disabilitas fisik seumur hidup.

Di Inggris, istilah diagnostiknya adalah FASD (fetal alcohol spectrum disorder). Sedangkan FAS adalah istilah lama yang merujuk pada kurang dari 10 persen dari orang yang memiliki fitur wajah tertentu.

FASD terjadi ketika paparan alkohol prenatal memengaruhi perkembangan otak dan tubuh. FASD merupakan sebuah spektrum. Setiap orang dengan FASD terpengaruh secara berbeda. 

FASD dapat memengaruhi daya ingat, impulsivitas, dan pemikiran abstrak. Penderita FASD sering dianggap nakal dan usil, padahal hal ini disebabkan kerusakan otak organik yang dialaminya.

Gejala fetal alchohol syndrome yang dialami Princess Margaret

Secrest menulis bahwa meskipun Putri Margaret tidak memiliki fitur wajah yang khas untuk FAS seperti philtrum halus atau mata kecil, namun menunjukkan gejala seperti perubahan suasana hati, perawakan kecil, kesulitan belajar, dan migrain yang dialaminya mungkin merupakan gejala dari kondisi tersebut.

Ibu Suri dikenal sebagai peminum berat. Konon, Ibu Suri sering mengonsumsi minuman beralkohol jenis gin, martini, dan anggur. Pada saat itu belum ada informasi medis tentang risiko alkohol terhadap janin.

Sindrom alkohol janin baru teridentifikasi pada tahun 1973, sehingga menimbulkan dugaan bahwa ia tidak disarankan untuk tidak minum alkohol saat hamil. Sementara Putri Margaret lahir pada tahun 1930, anak kedua dari Ibu Suri, yang saat itu dikenal sebagai Duchess of York, dan calon Raja George VI.

Ketika Putri Margaret lahir, Ratu Elizabeth baru berusia 4 tahun. Tetapi, Ibu Suri diduga kehilangan minat terhadap alkohol selama hamil Elizabeth.

"Melihat anggur saja sudah membuat saya bersemangat! Luar biasa! Akan menjadi tragedi jika saya tidak pernah pulih dari kecanduan minum saya," tulis Ibu Suri dalam suratnya yang diterbitkan pada tahun 1925 kepada suaminya, demikian menurut Telegraph.

Media tersebut melaporkan bahwa Secrest, seorang nominasi Penghargaan Pulitzer, tidak mengklaim bahwa mendiang Ratu Elizabeth mengalami kondisi apa pun dalam biografi tentang saudarinya yang akan datang.

Putri Margaret meninggal dunia pada 2002 di usia 71 tahun setelah serangkaian masalah kesehatan, termasuk serangkaian stroke.

Adik Ratu menjalani kehidupan yang penuh semangat dan dijuluki 'Pemberontak Kerajaan' karena gaya hidupnya yang glamor, kehidupan cinta yang bergejolak, dan kepribadiannya yang lincah, kontras dengan pendekatannya yang tanpa basa-basi terhadap tugas kerajaan dan mahkota.

Putri Margaret menikah dengan fotografer Anthony Armstrong-Jones pada tahun 1960, tetapi hubungan asmara mereka menjadi renggang di tengah tuduhan perselingkuhan dari kedua belah pihak. Ia dilaporkan mengalami gangguan saraf pada 1974, dan mereka kemudian bercerai pada 1978.

Secrest juga menuliskan Putri Margaret mengklaim bahwa keluarga dan perawatnya menganggapnya dirinya 'nakal' dan provokatif, dikenal impulsif dan kerap membocorkan fakta.

Secrest yang merupakan penulis Amerika, dilaporkan mengutip karya Dr. Kenneth Jones, yang berjasa mengidentifikasi sindrom alkohol janin melalui sumber tertulis yang ada. Namun, tidak ada bukti bahwa sang putri menderita sindrom alkohol janin.

Apa kata pakar tentang FAS?

Sandra Butcher, kepala eksekutif National FASD, mengatakan, saat ini kesadaran tentang risiko alkohol dalam kehamilan meningkat. Ia juga senang ada perubahan yang sedang berlangsung untuk diagnosis dan dukungan yang lebih baik bagi penderita FASD. 

"Pedoman Kepala Petugas Medis Inggris baru berubah pada tahun 2016 dan menyatakan bahwa pendekatan teraman adalah tidak minum alkohol sama sekali selama kehamilan," kata Butcher dilansir dari NationalFasd.org.uk.

Pada tahun 1930, tidak ada saran tentang risiko yang terkait dengan paparan alkohol prenatal. Sekarang juga belum ada jumlah alkohol yang terbukti aman selama kehamilan. 

Paparan alkohol prenatal dapat memengaruhi perkembangan otak dan tubuh. FASD adalah kondisi perkembangan saraf yang memengaruhi 2-4 persen populasi dan lebih umum daripada autisme, tetapi seringkali tidak terdiagnosis atau salah didiagnosis. 

Meskipun lebih dari 400 kondisi dapat terjadi bersamaan, FASD pada dasarnya merupakan kondisi perkembangan saraf seumur hidup. Semua orang dengan FASD memiliki banyak kelebihan. Diagnosis dini dan dukungan yang tepat sangat penting, terutama untuk fungsi eksekutif.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda