Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Tidur Kurang dari 7 Jam saat Hamil Berisiko Lahirkan Anak dengan Masalah Kognitif dan Perilaku

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 03 Aug 2025 08:00 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Tidur
Ilustrasi Ibu Hamil Tidur/ Foto: iStockphoto/Getty Images/geargodz
Daftar Isi
Jakarta -

Setiap Bunda yang hamil disarankan untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas. Studi terbaru menemukan, ibu hamil kurang tidur bisa berisiko melahirkan anak dengan masalah kognitif dan perilaku.

Seperti diketahui, durasi tidur yang pendek memang sering terjadi selama hamil. Ada beberapa faktor penyebabnya, seperti perubahan hormonal, ketidaknyamanan terkait kehamilan, dan sering buang air kecil.

Dilansir laman Science Daily, durasi tidur pendek didefinisikan sebagai tidur kurang dari tujuh jam per malam. Dalam studi yang diterbitkan di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism tahun 2024, dilaporkan bahwa hampir 40 persen ibu hamil mengalami durasi tidur yang pendek.

Para ibu hamil ini mungkin berisiko lebih tinggi mengalami gangguan toleransi glukosa, resistensi insulin, dan diabetes gestasional. Anak-anak mereka yang lahir juga lebih mungkin berisiko mengalami keterlambatan perkembangan saraf, termasuk lebih lambat dalam mengembangkan keterampilan sosial, emosional, perilaku, motorik, kognitif, atau kemampuan bicara.

"Studi ini menyoroti pentingnya mengelola kesehatan tidur selama kehamilan. Dengan menyoroti hubungan antara tidur ibu selama kehamilan dan perkembangan saraf anak, studi kami memberdayakan keluarga dengan pengetahuan yang dapat membentuk kebiasaan kehamilan yang lebih sehat dan berkontribusi pada kesejahteraan generasi mendatang," kata penulis utama studi dari Anhui Medical University and the MOE Key Laboratory of Population Health Across Life Cycle di China, Peng Zhu, M.D.

"Meningkatkan kebiasaan tidur selama kehamilan dapat mencegah atau mengurangi risiko masalah perkembangan saraf pada anak," sambungnya.

Hasil studi ibu hamil kurang tidur dan dampaknya ke anak

Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data tidur dari 7.059 pasangan ibu dan anak dari 3 rumah sakit berbeda di China. Mereka menyaring anak-anak untuk mengetahui adanya keterlambatan perkembangan dari usia 6 bulan hingga 3 tahun dan menganalisis hubungan antara durasi tidur ibu selama hamil dan risiko keterlambatan perkembangan saraf.

Peneliti juga mengevaluasi peran kadar C-peptida serum darah tali pusat, yang merupakan indikator sekresi insulin janin yang stabil.

Berikut beberapa temuan dari studi terkait dampak ibu hamil kurang tidur pada perkembangan anak:

  • Kurang tidur selama kehamilan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah perkembangan saraf pada anak, yang memengaruhi kemampuan kognitif, perkembangan perilaku, dan kemampuan belajar.
  • Anak laki-laki tampaknya berisiko lebih tinggi mengalami keterlambatan perkembangan saraf ketika ibu mereka mengalami durasi tidur pendek selama kehamilan. Temuan ini menunjukkan bahwa jenis kelamin memainkan peran penting dalam respons keturunan terhadap faktor lingkungan prenatal.
  • Durasi tidur pendek selama kehamilan dapat memengaruhi metabolisme glukosa ibu, sehingga memengaruhi lingkungan perkembangan janin.
  • Kemungkinan terdapat korelasi positif antara kadar C-peptida dalam darah tali pusat dan keterlambatan perkembangan saraf pada keturunan, yang menunjukkan bahwa metabolisme glukosa ibu selama kehamilan dapat memengaruhi sekresi insulin janin, yang berdampak pada perkembangan saraf anak.

Zhu menekankan bahwa menjaga kesehatan selama masa kehamilan sangat penting dan berdampak besar pada perkembangan janin. "Kesehatan prenatal penting tidak hanya bagi ibu hamil tetapi juga untuk kesehatan jangka panjang anak yang belum lahir," ujar Zhu.

Ilustrasi Ibu Hamil Sulit TidurIlustrasi Ibu Hamil Sulit Tidur/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur

Dampak lain dari ibu hamil kurang tidur pada janin

Kekurangan tidur di malam hari dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi Bunda dan janin. Beberapa studi sebelumnya juga pernah meneliti tentang dampak ibu hamil kurang tidur. Melansir dari beberapa sumber, berikut dampak lain dari ibu hamil kurang tidur pada janin:

1. Pertambahan berat badan yang berlebihan

Studi yang diterbitkan dalam Sleep and Biological Rhythms tahun 2020 menunjukkan bahwa kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan pertambahan berat badan berlebihan selama hamil. Pertambahan berat badan berlebih ini berhubungan dengan bayi lahir dengan berat berlebih dan obesitas pada perempuan setelah melahirkan.

2. Hipertensi

Hipertensi pada kehamilan terjadi ketika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHG. Peningkatan tekanan darah berlebihan bersamaan dengan kelebihan urine bisa menyebabkan preeklamsia.

Kekurangan waktu tidur telah banyak dikaitkan dengan preeklamsia. Kondisi ini dapat mengakibatkan kelahiran prematur, perdarahan hebat, hingga kematian ibu.

3. Diebetes gestasional

Dikutip dari Very Well Family, kajian meta analisis tahun 2017 yang diterbitkan dalam Sleep Medicine Reviews menemukan, durasi tidur pendek selama kehamilan (kurang dari enam seperempat jam per malam) dihubungkan dengan hiperglikemia dan peningkatan risiko diabetes gestasional. Diabetes gestasional terjadi ketika ibu hamil tidak dapat memproduksi cukup insulin, yakni hormon yang mengontrol gula darah (glukosa).

Ada beberapa risiko dari diabetes gestasional, yakni tekanan darah tinggi (hipertensi) selama kehamilan, dan bayi lahir dengan berat berlebih, sehingga meningkatkan risiko persalinan caesar.

Demikian studi tentang dampak ibu hamil kurang tidur terhadap masalah kognitif dan perilaku pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda