Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Komentar Pedas soal Berat Badan pada Bumil Bisa Picu Gangguan Kehamilan, Ini Kata Ahli

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 25 Jul 2025 08:30 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil
Komentar Pedas soal Berat Badan pada Bumil Bisa Picu Gangguan Kehamilan/ Foto: Getty Images/iStockphoto/EyeEm Mobile GmbH
Jakarta -

Kenaikan berat badan selama hamil adalah hal yang normal terjadi, Bunda. Namun, sayangnya banyak ibu hamil atau bumil sering kali menerima komentar pedas seputar berat badannya selama mengandung janin.

Stigma pedas tentang berat bada pada bumil ternyata bisa memicu gangguan kehamilan. Studi mengungkap bahwa stereotip negatif tentang kenaikan berat badan selama dan setelah hamil membuat perempuan berisiko menjalani pemantauan ekstra meski tidak memiliki faktor risiko lain.

Menurut sebuah studi dari Amerika Serikat yang diterbitkan di Jurnal Stigma and Health tahun 2020, perempuan mengalami stigma berat badan dalam perawatan maternitas di hampir setiap kunjungan ke tenaga medis. Hal tersebut juga diperkirakan terjadi di Australia, di mana lebih dari 50 persen perempuan usia subur memiliki tubuh yang lebih besar.

Stigma berat badan dapat berupa stereotip, sikap negatif, dan tindakan diskriminatif. Stigma ini juga terjadi di bidang perawatan kesehatan lain dan di masyarakat luas.

Dalam sebuah tinjauan yang diterbitkan tahun lalu, kami mengamati stigma berat badan dari prakonsepsi hingga setelah melahirkan. Hasil kami menunjukkan perempuan bertubuh besar terkadang secara otomatis dianggap berisiko tinggi dan menjalani pemantauan kehamilan ekstra meskipun mereka tidak memiliki faktor risiko lain yang memerlukan pemantauan.

Stigma yang datang dari tenaga kesehatan

Terkadang stigma berat badan dapat bersifat eksplisit atau disengaja. Misalnya, stigma mengacu pada sikap negatif tenaga kesehatan terhadap perawatan ibu hamil yang berat badannya bertambah besar.

Stigma lainnya dapat berupa tuduhan terhadap ibu hamil yang tidak jujur saat membahas asupan makanan mereka. Di lain waktu, tenaga kesehatan maternitas menghindari sentuhan fisik atau kontan mata selama konsultasi dengan perempuan berbadan besar.

Pakar Briony Hill dan Haimanot Hailu dari Monash University pernah mengkaji sebuah studi yang diterbitkan di Obesity Reviews tahun 2024. Studi ini berfokus pada stigma berat badan perempuan dari prakonsepsi hingga setelah melahirkan. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan berbadan besar terkadang secara otomatis diperlakukan sebagai berisiko tinggi. Mereka menjalani pemantauan ekstra selama kehamilan, meski tidak memiliki faktor risiko lainnya.

Pendekatan tersebut dianggap bermasalah karena berfokus pada ukuran tubuh dan bukan kesehatan. Tak hanya itu, hasil studi juga menempatkan tanggung jawab pada perempuan dan seolah-olah mengabaikan faktor penentu kesehatan kompleks lainnya.

Dalam bukti kualitatif di jurnal BMC Pregnancy and Childbirth tahun 2020 menunjukkan perempuan yang mengalami stigma berat badan selama masa kehamilan merasa dihakimi, direndahkan, dipermalukan, dan kurang berharga. Mereka mungkin merasa bersalah karena hamil hingga mulai mengalami keraguan akan dirinya sendiri.

Selain membuat perempuan merasa dipermalukan dan tidak dihormati, stigma berat badan juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Misalnya, stigma berat badan dikaitkan dengan peningkatan risiko gejala depresi dan stres, gangguan perilaku makan, dan gangguan makan secara emosional.

"Salah satu alasan utama mengapa stigma berat badan begitu merusak kesehatan ibu hamil adalah karena hal ini berkaitan erat dengan masalah citra tubuh," ungkap Hill dan Hailu, dilansir The Conversation.

Dampak komentar pedas soal berat badan pada bumil

Beberapa dampak buruk kehamilan dan persalinan juga telah dikaitkan dengan stigma berat badan dalam perawatan maternitas. Beberapa di antaranya termasuk diabetes gestasional, persalinan caesar, dan rendahnya tingkat partisipasi menyusui, Bunda.

Mengalami stigma berat badan juga bisa memicu respons stres dalam tubuh, yang dapat memengaruhi kesehatan ibu selama kehamilan. Pada akhirnya, dampak buruk stigma berat badan dapat memengaruhi kesehatan bayi. Misalnya, diabetes gestasional memiliki berbagai potensi dampak negatif, termasuk risiko kelahiran prematur, kesulitan saat melahirkan, dan peningkatan risiko anak terkena diabetes tipe 2.

Perlu dicatat, beban dan kesalahan tidak seharusnya dibebankan kepada ibu hamil. Bunda yang hamil dan telah memasuki masa pasca persalinan tidak seharusnya menerima stigma berat badan dalam layanan kesehatan.

Demikian pendapat ahli tentang komentar pedas soal berat badan pada bumil yang bisa picu gangguan kehamilan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda