Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Sedang Menunda Kehamilan? Lakukan ini Sebelum, Saat, dan Setelah Berhubungan Intim

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 21 Jul 2025 23:10 WIB

Ilustrasi suami istri
Sedang Menunda Kehamilan? Lakukan ini Sebelum, Saat, dan Setelah Berhubungan Intim/Foto: Getty Images/sathit trakunpunlert
Daftar Isi
Jakarta -

Hubungan intim menjadi kebutuhan pasangan yang perlu dipenuhi untuk merekatkan kehangatan keluarga. Jika masih ingin menunda kehamilan, ketahui cara mencegah kehamilan sebelum, saat, dan setelah berhubungan intim.

Sebagian pasangan memang membutuhkan waktu tertentu untuk merencanakan program kehamilannya dengan baik. Sebab, adanya kehamilan yang tidak direcanakan bisa membuat ketidaksiapan para calon orang tua sehingga mereka tidak dapat melakukan perannya dengan baik.

Jika Bunda dan pasangan berkomitmen untuk sementara waktu menunda kehamilan, menggunakan alat kontrasepsi yang membantu menghalangi kehamlan bisa menjadi salah satu metode efektif yang dipilih. Misalnya saja menggunakan metode penghalang seperti dengan menggunakan kondom, diafragma, dan alat kontrasepsi hormonal. Bunda dapat memilih salah satunya saja yang sesuai dengan kenyamanan Bunda.

Cara mencegah kehamilan sebelum atau selama berhubungan intim

Untuk menghindari adanya kehamilan yang tidak diinginkan, ada beberapa pilihan yang dapat membantu mewujudkan hal tersebut sebelum atau selama berubungan intim. Berikut ini beberapa metode yang bisa digunakan, Bunda:

1. Metode penghalang

Menggunakan metode penghalang saat berhubungan intim berarti menggunakan sesuatu secara fisik yang dapat menghalangi sperma mencapai sel telur. 

Misalnya saja Bunda dapat menggunakan metode diafragma yang dapat menutupi serviks dan menghalangi sperma masuk ke rahim. Atau, bisa juga memilih penggunaan kondom baik kondom pria atau kondom untuk perempuan yang dapat secara efektif memproteksi kehamilan.

Selain kondom dan diafragma, Bunda bisa juga menggunakan spons dengan spermisida. Ini merupakan busa kecil dengan spermisida yang dipasang di dalam vagina.

2. Kontrasepsi hormonal

Kontrasepsi hormonal dapat membantu mengurangi risiko kehamilan jika digunakan dengan tepat. Sebagian besar metode kontrasepsi perlu digunakan sebelum hubungan intim dilakukan. Beberapa pilihannya meliputi pil KB kombinasi atau pil KB progestin.

Selain itu, guna mencegah adanya kehamilan, Bunda bisa juga memilih KB implan atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) yang dipasang oleh tenaga kesehatan. Jenis KB lain selain KB implan, Bunda juga bisa mencoba KB suntik tiga bulan, patch, dan vaginal rings.

Sebagian besar metode kontrasepsi hormonal memerlukan resep dokter ya, Bunda. Hanya ada satu pilihan kontrasepsi hormonal bebas resep yang disetujui FDA yakni pil progestin yang disebut norgestrel (Opill).

3. Metode lain

Metode lain dalam pencegahan kehamilan bisa dilakukan dengan kesadaran kesuburan. Metode ini melibatkan pemahaman tentang siklus menstruasi dan tanda-tanda ovulasi, waktu paling subur, dan merencanakan aktivitas seksual di sekitar waktu tersebut untuk mencegah kehamilan.

Ada juga metode lactational amenorrhea method (LAM) yang menjadi metode pencegahan kehamilan jangka pendek. Seseorang yang menyusui selama enam bulan dapat menghindari menstruasi dengan KB ini.

Atau, Bunda juga bisa mencoba metode tarik putus dengan pria akan mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya sebelum ejakulasi atau mengeluarkan air mani untuk menghindari pembuahan sel telur.

Setelah berhubungan intim

Cara mencegah kehamilan setelah berhubungan intim biasanya dipraktikkan dengan penggunaan kontrasepsi darurat. Jika diminum dalam waktu lima hari setelah berhubungan intim, pil kontrasepsi darurat dapat mencegah lebih dari 95 persen kehamilan.

Pil kontrasepsi darurat merupakan pil progestin saja. Pil ini bisa mencegah ovulasi, pembuahan, dan implantasi embrio jika diminum dalam waktu tiga hari setelah berhubungan intim tanpa pengaman.

Penting diperhatikan bahwa ada efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi pil kontrasepsi darurat. Di antaranya munculnya nyeri perut, perubahan pada siklus menstruasi, pusing atau sakit kepala, kelelahan, mual atau muntah, payudara terasa nyeri, dan lainnya.

Selain itu, penggunaan paragard atau IUD tembaga bebas hormon juga bisa membantu mencegah sperma mencapai dan membuahi sel telur serta mencegah embrio menempel di rahim. Dokter akan memasang Paragard dalam waktu lima hari setelah berhubungan intim tanpa kondom. Paragard diketahui efektif mencegah kehamilan hingga 10 tahun jika tetap berada di tempatnya.

Efek samping yang mungkin muncul di antaranya menstruasi yang lebih berat, kram, dan perdarahan di antara periode menstruasi, tetapi biasanya hilang setelah beberapa bulan pertama.

Pertimbangan pencegahan kehamilan dengan opsi lain

Setelah berhubungan intim tanpa pengaman, sebaiknya tidak melalukan douching. Douching yakni mengubah keseimbangan normal ragi dan bakteri di saluran reproduksi. Douching diketahui dapat meningkatkan risiko infeksi, iritasi, dan kekeringan vagina.

Memantau siklus menstruasi juga dapat membantu mengetahui lebih awal apakah ada kemungkinan hamil atau tidak. Karena, tanda awal kehamilan yang paling umum ialah terlambat haid. Jika haid terlambat lebih dari seminggu, segera lakukan tes kehamilan.

Secara umum, pencegahan terhadap kehamilan yang tidak direncanakan sebelum, selama, dan setelah berhubungan intim dengan berbagai pilihan bisa dilakukan. Bunda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan alat kontrasepsi hormonal, kondom, atau keduanya atau menggunakan kontrasepsi darurat jika Bunda sudah melakukan hubungan intim tanpa kondom.

Semoga informasinya membantu, Bunda.

 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

 

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda