Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Tak Ditemukan di Rahim, Janin Ini Ternyata Berada di Dalam Organ Hati Bumil

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 18 Jul 2025 19:20 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Sedih
Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/RyanKing999
Jakarta -

Kisah unik ibu hamil pernah terjadi pada akhir tahun 2021 silam. Seorang Bunda mengalami kehamilan ektopik yang tak biasa, di mana janinnya tidak ditemukan di rahim, melainkan berada di dalam organ hati.

Seperti diketahui, kehamilan ektopik merupakan kondisi janin tumbuh di luar rahim. Pada kasus yang umum, kehamilan ektopik sering terjadi di tuba fallopi atau saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim.

Kasus unik ditemukannya janin di organ hati ini pertama kali dibagikan oleh Dr. Michael Narvey, seorang dokter anak di Children's Hospital Research Institute of Manitoba di Kanada. Narvey mengunggah sebuah video TikTok yang menunjukkan seorang bayi tumbuh di dalam organ hati seorang perempuan.

"Saya pikir saya telah melihat semuanya," kata Narvey dalam unggahan tersebut, dilansir laman USA Today.

Video yang diunggah Narvey ternyata berasal dari sebuah kasus yang dilaporkan di US National Library of Medicine. Pada tahun 2006, seorang perempuan berusia 33 tahun mengalami sakit perut dan perdarahan vagina selama 14 hari.

Menurut laporan, USG rahim tidak menemukan kelainan apa pun meski sudah 49 hari sejak siklus menstruasi terakhir perempuan tersebut, Bunda. Namun, melalui tes pencitraan lebih lanjut, dokter menemukan sesuatu yang abnormal di antara organ hati dan lambungnya, dan itu adalah sebuah janin.

"Dia mengalami kehamilan ektopik di organ hatinya. Kami terkadang melihat ini di perut, tetapi tidak pernah di hati. Ini pertama kali bagi saya," ungkap Narvey.

Perempuan yang mengalami kehamilan unik ini lalu menjalani tindakan operasi, Bunda. Dokter menemukan adanya pendarahan internal dan menjalani sisa operasi tanpa hambatan. Laporan menyebut bahwa janinnya tidak dapat diselamatkan dan dikeluarkan.

Menurut National Centre for Biotechnology Information, kehamilan ektopik di organ hati 'sangat jarang' terjadi, Bunda. Setidaknya, hanya 14 kasus yang dilaporkan di dunia terjadi dari tahun 1954 hingga 1999.

Kasus kehamilan ektopik yang umum

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel dan tumbuh di luar rongga utama rahim. Terkadang, kehamilan ektopik terjadi di area tubuh lain, seperti ovarium, rongga perut, atau bagian bawah rahim (serviks), yang terhubung ke vagina.

Menurut Mayo Clinic, janin di kehamilan ektopik tidak dapat bertahan hidup. Kehamilan ektopik juga bisa berbahaya karena jaringan yang tumbuh dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa.

Dilansir Healthline, penyebab pasti kehamilan ektopik belum diketahui secara pasti. Namun, dalam beberapa kasus, kehamilan ektopik dikaitkan dengan beberapa kondisi dan faktor risiko, seperti:

  • Peradangan dan jaringan parut pada saluran tuba karena kondisi medis yang dialami sebelumnya, infeksi, atau pembedahan
  • Faktor hormonal
  • Kelainan genetik
  • Cacat lahir
  • Kondisi medis yang mempengaruhi bentuk dan kondisi saluran tuba dan organ reproduksi
  • Infeksi menular seksual (IMS), seperti gonore atau klamidia
  • Penyakit radang panggul
  • Riwayat mengalami kehamilan ektopik
  • Endometriosis

Faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kehamilan ektopik pada perempuan, meliputi:

  • Kebiasaan merokok
  • Usia lebih dari 35 tahun
  • Mengalami riwayat infertilitas
  • Menjalani program bayi tabung

Gejala kehamilan ektopik

Pada awalnya, kehamilan ektopik mungkin terasa seperti kehamilan biasa dengan beberapa tanda yang sama, yakni terlambat haid, nyeri di payudara, atau sakit perut.

Tetapi, pada kehamilan ektopik, biasanya muncul tanda atau gejala yang tidak normal lainnya. Berikut tanda kehamilan ektopik menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):

  • Perdarahan vagina yang tidak normal
  • Nyeri punggung bawah
  • Nyeri ringan di perut atau panggul
  • Kram ringan di satu sisi panggul

Gejala yang lebih serius dari kehamilan ektopik dapat berkembang, terutama bila saluran tuba sampai pecah. Berikut gejalanya yang perlu diwaspadai:

  • Tiba-tiba sakit parah di perut atau panggul
  • Muncul rasa sakit di bahu
  • Kelemahan, pusing, atau pingsan

Saluran tuba yang pecah dapat menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa. Jika Bunda tiba-tiba merasakan sakit yang parah, termasuk sakit bahu dan tubuh menjadi lemak, segara periksa kondisi ke dokter.

Demikian kisah unik ibu hamil mengandung janin di organ hati, serta penjelasan mengenai kehamilan ektopik.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda