
kehamilan
Gagal Deteksi Bahaya saat Persalinan, Rumah Sakit Bayar Ganti Rugi Rp530 Miliar
HaiBunda
Kamis, 17 Jul 2025 18:30 WIB

Daftar Isi
Persalinan adalah momen yang penuh dengan harapan sekaligus risiko, terutama jika tidak ditangani dengan cermat oleh tenaga medis. Ketika kesalahan terjadi dalam proses ini, dampaknya bisa sangat besar bagi bayi dan keluarganya.
Salah satu contoh tragis datang dari Amerika Serikat dengan sebuah rumah sakit harus menghadapi konsekuensi besar akibat kelalaian saat menangani proses kelahiran. Kejadian ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kondisi ibu dan bayi selama persalinan.
Tak hanya soal keselamatan, kelalaian medis juga bisa berujung pada tuntutan hukum dan ganti rugi bernilai fantastis. Bagaimana kronologinya dan apa saja yang bisa dipelajari dari kasus ini? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini, Bunda.
Kronologi malapraktik saat persalinan
Mengutip laporan dari laman Health Exec, bayi yang tidak disebutkan namanya ini mengalami hipoksia iskemik ensefalopati (HIE) saat proses kelahiran pada tahun 2018. HIE adalah kondisi kerusakan otak yang disebabkan oleh kurangnya oksigen dan aliran darah ke otak selama proses persalinan.
Menurut firma hukum Ross Feller Casey yang mewakili keluarga, tim medis gagal mengenali tanda fetal distress yang seharusnya bisa ditangani dengan pemberian antibiotik dan tindakan operasi caesar.
Setelah bayi lahir dengan kondisi HIE, tim medis juga tidak segera melakukan intervensi yang dapat meminimalkan kerusakan otak.
Gugatan hukum diajukan oleh Miranda Garcia, ibu dari bayi tersebut, pada tahun 2022 dan sempat memasuki tahap awal persidangan di Pengadilan Umum Philadelphia. Namun, kasus tersebut akhirnya diselesaikan di luar pengadilan.
Rumah sakit Reading Hospital menyetujui pembayaran ganti rugi sebesar US$32,5 juta atau setara Rp530 miliar, meski tidak mengakui kesalahan secara publik.
Dampak cedera otak saat lahir dan tanda-tandanya
Kelahiran seperti yang dialami bayi Garcia, merupakan kondisi serius yang dapat mengakibatkan kecacatan permanen. Menurut Birth Injury Justice Center, penyebab utamanya antara lain kekurangan oksigen (hipoksia), infeksi, cedera kepala fisik saat keluar dari jalan lahir, dan komplikasi jantung.
Gejala awal cedera otak pada bayi meliputi:
- Kesulitan bernapas atau napas tidak teratur
- Kejang atau gerakan tubuh yang tidak biasa
- Bayi sangat lemas atau otot terasa kaku
- Refleks yang buruk saat disentuh atau digendong
- Gangguan makan seperti sulit menyusu
- Kantuk berlebihan dan sulit bangun
Beberapa tanda bahkan baru muncul saat anak memasuki usia balita, seperti gangguan bicara, koordinasi tubuh, atau perkembangan motorik yang lambat.
Pemeriksaan Apgar Score, MRI, dan CT scan kerap digunakan untuk mendeteksi cedera otak pada bayi sejak dini. Jika Bunda melihat adanya tanda-tanda seperti kejang atau gangguan menyusu, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Risiko cedera kepala saat persalinan
Dalam jurnal yang diterbitkan oleh PubMed Central, cedera kepala merupakan jenis cedera lahir paling umum. Meskipun sebagian besar hanya berupa luka ringan di kulit kepala, beberapa kasus dapat menyebabkan pendarahan otak atau patah tulang tengkorak.
Faktor risiko meliputi:
- Bayi besar melebihi usia kehamilan (makrosomia)
- Proses persalinan yang terlalu cepat
- Penggunaan alat bantu persalinan seperti forsep dan vakum
- Posisi bayi yang tidak ideal saat lahir
Cedera seperti cephalhematoma dan subgaleal hematoma biasanya sembuh sendiri, namun bisa juga menyebabkan komplikasi seperti infeksi, anemia, bahkan pendarahan internal yang berbahaya jika tidak segera ditangani.
Pentingnya deteksi dini dan tindakan cepat
Kasus yang dialami keluarga Garcia menjadi pengingat bahwa kegagalan mendeteksi dan menangani komplikasi saat persalinan dapat berujung pada konsekuensi hukum dan tragedi berkepanjangan bagi keluarga.
Seperti yang disampaikan oleh Matt Casey, pengacara keluarga, "Anak ini membutuhkan perawatan seumur hidup, dan ibunya selama ini telah menanggung beban tersebut sendirian."
Meskipun rumah sakit tidak mengakui kesalahan secara publik, penyelesaian senilai Rp530 miliar ini menunjukkan pentingnya tanggung jawab dan kejelasan tindakan dalam dunia medis.
Deteksi dini dan respons cepat dari tenaga medis terhadap tanda bahaya selama persalinan dapat mencegah dampak jangka panjang yang fatal
Nah, itu dia Bunda, pelajaran penting dari kasus malapraktik persalinan di Amerika Serikat. Semoga kejadian ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya pelayanan kesehatan yang sigap, teliti, dan tanggap terhadap setiap tanda bahaya saat melahirkan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
6 Perawatan Setelah Melahirkan, Bantu Kencangkan Kulit Kendur

Kehamilan
7 Persiapan Melahirkan Normal Supaya Berjalan Lancar, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
Bunda Perlu Tahu, 5 Tanda-tanda Melahirkan Semakin Dekat

Kehamilan
11 Tips Supaya Bunda Melahirkan Normal dan Lancar

Kehamilan
Suamiku, Genggaman Tanganmu Bisa Bikin Persalinanku Lebih Nyaman


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda