
kehamilan
Bunda yang Keguguran juga Bisa Alami Postpartum Depression, Simak Gejala & Cara Mengatasinya
HaiBunda
Selasa, 01 Jul 2025 14:40 WIB

Daftar Isi
Keguguran merupakan pengalaman yang sangat menyakitkan bagi banyak perempuan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional dan mental. Salah satu dampak psikologis yang sering kali tidak disadari adalah depresi postpartum pasca keguguran.
Dikutip dari laman Parents, kondisi ini juga dapat terjadi setelah mengalami keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth).
Meskipun istilah postpartum depression lebih sering dikaitkan dengan kondisi setelah melahirkan, penelitian menunjukkan bahwa perempuan juga bisa mengalami depresi postpartum setelah mengalami keguguran.
Sekitar 1 dari 4 kehamilan berakhir dengan keguguran, sementara bayi lahir mati memengaruhi 1 dari 175 kelahiran di Amerika Serikat. Kehilangan kehamilan dapat memicu perubahan hormon serupa dengan yang dialami seseorang setelah melahirkan.
Penurunan kadar hormon, termasuk progesteron, diyakini berkontribusi terhadap postpartum depression. Selain itu, keguguran atau bayi lahir mati juga bisa menyebabkan tekanan emosional yang sangat berat.
"Gejala kehilangan ini bersifat pribadi dan individual. Kehilangan kehamilan pada tahap apa pun sangat memengaruhi perempuan secara mendalam," kata Megan Nelson, LCSW, PMH-C, seorang terapis di tim kesehatan mental perinatal di Helping Hands Psychotherapy di Rockville Centre, New York.
Robyn Alagona Cutler, LMFT, seorang terapis kesehatan mental maternal dan perinatal yang mengelola The Postpartum Therapist, mengatakan bahwa siapa pun yang pernah hamil dan kemudian tidak lagi hamil bisa mengalami masa pascapersalinan dengan masalah kesehatan mental, termasuk depresi dan kecemasan.
Kesedihan yang dirasakan akibat keguguran sangat mendalam, tambah Cutler, dan siapa pun yang mengalami rasa sakit ini harus tahu bahwa mereka tidak sendirian.
Gejala postpartum depression setelah keguguran
Gejala postpartum depression atau kecemasan akibat keguguran mirip dengan gejala baby blues yang biasa terjadi dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, tetapi gejala ini berlangsung lebih lama. Berikut beberapa gejala yang bisa ditimbulkan menurut Megan Nelson.
- Kesedihan
- Rasa putus asa
- Kehilangan minat atau kesenangan terhadap hal-hal yang sebelumnya disukai
- Kehilangan nafsu makan
- Sulit tidur meskipun ingin tidur
- Konsentrasi yang buruk
- Mudah marah atau tersinggung
- Menangis berlebihan
- Kehilangan energi
Megan Nelson menyarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika merasakan gejala-gejala ini selama lebih dari dua minggu. Namun, bagi mereka yang mengalami gejala serius seperti pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, sangat penting untuk segera mencari bantuan profesional.
Cara mengatasi postpartum depression setelah keguguran
Depresi postpartum setelah keguguran bisa diatasi dengan beberapa cara, termasuk mencari dukungan emosional dari orang terdekat, berbicara dengan profesional kesehatan, mencari kelompok dukungan, serta fokus pada perawatan diri dan pemulihan emosional.
1. Bergabung dengan komunitas
Bergabung dengan komunitas atau kelompok dukungan untuk orang yang pernah mengalami keguguran dapat membantu bunda merasa tidak sendirian. Menurut Sarah Ro bergabung dengan komunitas dapat menenangkan dan membuatnya berani berbagi pengalamannya.
"Kemampuan untuk mendengarkan dan berbagi di ruang yang aman sangat menyembuhkan dan menenangkan bagi saya. Berani bersuara membuat saya bisa menemukan kedamaian batin," kata Sarah Ro.
2. Batasi penggunaan media sosial
Prinsip yang sama berlaku untuk media sosial. Sebaiknya hindari akun-akun yang membuatmu merasa tidak nyaman dan tetapkan batas waktu berapa lama kamu menghabiskan waktu untuk membuka sosial media. Sarah Ro mengatakan membatasi waktu sosial media sangat membantunya.
"Di awal-awal, saya sering terjebak terlalu dalam dan itu tidak membantu. Tapi dalam dosis yang terukur, media sosial justru menjadi bagian dari proses penyembuhan dan membantu saya mulai menemukan penutupan secara emosional," tuturnya.
3. Beri waktu diri sendiri untuk sembuh
Perlu Bunda tahu bahwa penyembuhan tidak akan terjadi dalam semalam. Ini adalah perjalanan panjang yang harus Bunda tempuh dengan ritme sendiri. Jangan merasa harus terburu-buru melalui prosesnya. Beri dirimu waktu dan kelapangan hati untuk memproses semuanya.
Ingatlah bahwa setiap orang menghadapi kehilangan dengan cara yang berbeda. "Beberapa orang memiliki perasaan dan reaksi yang sangat kuat, sementara yang lain tidak begitu," kata Robyn Alagona Cutler.
"Pada akhirnya, tidak ada cara yang ‘benar’ untuk berduka. Setiap orang membutuhkan ruang untuk merasakan dan bereaksi dengan cara mereka sendiri, tentunya dengan dukungan dari orang lain," imbuhnya.
4. Menghormati kehilangan
Menurut Robyn Alagona Cutler, rasa canggung, ketidakberdayaan, dan ketegangan sering kali membuat kita ingin cepat-cepat melupakan suatu kehilangan. Tapi justru inilah yang menjadi masalah.
"Kita telah membentuk norma sosial untuk tidak mengumumkan kehamilan sampai trimester pertama selesai—sebagai langkah ‘jaga-jaga’ jika kehamilan tidak berlanjut. Ini perlu diubah, agar mereka yang mengalami keguguran tetap merasa didukung, apa pun situasinya," kata Robyn Alagona Cutle.
Bailey Quirion, salah satu pendiri dan perawat bersertifikat dalam bidang kehilangan kehamilan di Matriiva, mengatakan bahwa kamu bisa mempertimbangkan untuk mengadaptasi praktik-praktik ini, baik dalam format religius maupun non-religius, untuk membantumu menjalani tahap-tahap berduka dan menemukan penutupan emosional.
"Sangat penting untuk diingat bahwa menemukan penutupan tidak berarti melupakan kehamilanmu, tapi bisa berarti menerima keadaan dan menemukan kedamaian," kata Bailey Quirion.
5. Hindari pemicu
Sangat wajar dan 100 persen diperbolehkan untuk menghindari situasi sosial, terutama jika situasi tersebut memicu emosi yang menyakitkan, kata Nelson. Hal ini bisa termasuk kunjungan ke bayi teman yang baru lahir, menghadiri pesta pengungkapan jenis kelamin, atau datang ke acara baby shower.
"Jika kamu lebih memilih meringkuk di sofa dan menonton acara favorit secara maraton, lakukanlah," kata Nelson.
6. Cari dukungan profesional
Postpartum depression setelah keguguran dapat diobati, dan sangat disarankan bagi mereka yang mengalami keguguran untuk mencari bantuan dari penyedia layanan kesehatan mental yang dapat memahami seluk-beluk pengalaman ini. Profesional kesehatan mental yang berspesialisasi dalam bidang pascapersalinan juga dapat mengevaluasi apakah pengobatan medis diperlukan atau tidak.
“Mendapatkan dukungan kesehatan mental sejak dini dari penyedia yang terlatih dalam kesehatan mental perinatal sangat dianjurkan,” tegas Robyn AlagonaCutler.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Memahami Postpartum PTSD, Gangguan Mental karena Alami Proses Melahirkan yang Sulit

Kehamilan
Cegah Depresi Postpartum, Perempuan Diimbau Tak Boleh Kesepian setelah Melahirkan

Kehamilan
Depresi Postpartum: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasinya & Bedanya dengan Postpartum Blues

Kehamilan
Ibu Bawa Bayi Hendak Bunuh Diri di Stasiun, Kenali Apa Itu Baby Blues & Depresi Postpartum

Kehamilan
Jangan Tertukar Bunda, Ini Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum


5 Foto
Kehamilan
2 Kali Keguguran, Intip 5 Potret Kebahagiaan Ashilla Zee Eks Blink Melahirkan Anak Pertama
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda