
kehamilan
Kisah Haru Bunda Ditinggalkan Suami karena Melahirkan Anak Down Syndrome
HaiBunda
Kamis, 12 Jun 2025 14:11 WIB

Daftar Isi
Memiliki anak dengan down syndrome memang menjadi tantangan ya Bunda. Bukan karena kurang, tapi karena mereka membutuhkan perhatian khusus yang luar biasa. Perjalanan ini tidak selalu mudah penuh air mata, rasa lelah, dan kadang perasaan sepi yang tak terucapkan.
Tapi di balik semua itu, ada sesuatu yang tidak bisa dibeli atau ditukar dengan apa pun: Cinta tulus dan kekuatan luar biasa dari seorang ibu. Anak dengan down syndrome mungkin tumbuh dengan cara yang berbeda, tapi mereka mengajarkan satu hal yang sangat penting yaitu mencintai tanpa syarat.
Namun, tidak semua orang tua langsung bisa menerima. Ada yang kaget. Ada yang sedih. Ada yang marah, bingung, bahkan merasa bersalah. Reaksi itu wajar banget. Karena kita manusia, bukan robot. Perlu waktu buat mencerna, buat belajar, buat berdamai dengan kondisi yang berbeda dari bayangan awal. Bahkan, ada yang saking enggak siapnya… memilih pergi. Meninggalkan. Menolak. Dan meskipun itu menyakitkan, itu nyata terjadi.
Hal itulah yang dialami Aisyah seorang Bunda yang ditinggalkan suami karena melahirkan anak down syndrome. Simak kisahnya berikut ini.
Ketika harapan berubah jadi ujian
Aisyah awalnya menyambut kehamilan pertamanya dengan penuh harap dan kebahagiaan. Namun, dunia seolah runtuh saat dokter menyampaikan bahwa anaknya terlahir dengan down syndrome, kondisi genetik yang menyebabkan keterlambatan perkembangan fisik dan intelektual.
Yang lebih menyakitkan, sang suami justru memilih pergi. Ia tak mampu menerima kenyataan bahwa anak mereka 'tidak sempurna'. Aisyah pun harus menghadapi semuanya seorang diri.
“Kebetulan ini anak pertamaku, jadi dia itu pengidap down syndrome atau trisomi 21. Jadi kelainan kromoson pada kromosom 21,” ujar Aisyah dalam channel YouTube TransTV Official.
Aisyah dan suaminya pun akhirnya bercerai. Aisyah mengaku bahwa salah satu penyebab ia bercerai dengan sang suami karena suami pernah mengungkapkan penyesalannya menikah dengan Aisyah dan memiliki anak down syndrome.
"Dia waktu itu pernah ngomong, ‘Kalau tau Fatih lahir gini lebih baik aku gk nikah dan gk punya anak’, aku kaget dong dia ngucapin gitu," tuturnya.
Sejak berpisah Aisyah mengatakan bahwa suami tidak pernah lagi menghubunginya untuk bertanya soal anak. Sang suami benar-benar menghilang tanpa kabar.
“Selama 2 tahun bapaknya nggak pernah yang namanya nelepon anaknya. Aku nggak minta apa-apa, aku cuma ingin ini anak mempunyai sosok bapaknya,” ucapnya.
Fatih, anugerah terindah
Aisyah pun belajar dari nol, mulai dari memahami kondisi medis down syndrome, hingga mencari komunitas yang bisa memberinya dukungan moral.
Kini, Aisyah tidak lagi merasa sendiri. Ia mendapatkan support dari keluarganya dan suaminya yang baru. Ia bersyukur bahwa suaminya yang baru menyayangi anaknya yang down syndrome tersebut seperti anaknya sendiri.
Aisyah mungkin ditinggalkan, tapi ia tidak pernah menyerah. Ia memilih untuk bertahan, mencintai, dan berjuang demi Fatih. Di balik linangan air mata, ada cahaya harapan yang menyala dari kasih sayang seorang ibu.
Apa itu down syndrome?
Down syndrome adalah kondisi genetik yang terjadi karena kelebihan satu salinan kromosom 21. Biasanya, manusia memiliki 46 kromosom. Pada anak dengan down syndrome, jumlahnya menjadi 47. Kondisi ini memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, dan kadang kesehatan si anak.
Ciri-ciri umum yang terlihat pada anak dengan down syndrome, antara lain:
- Wajah dengan ciri khas seperti mata sipit dan hidung kecil
- Tonus otot yang rendah (lemas)
- Pertumbuhan fisik yang sedikit lebih lambat
- Keterlambatan bicara atau belajar
Bagaimana peran orang tua?
Anak dengan down syndrome butuh perhatian dan kasih sayang ekstra. Tapi bukan berarti mereka tidak bisa bahagia, pintar, atau mandiri. Justru dengan dukungan dari orang tua dan lingkungan, mereka bisa tumbuh luar biasa.
Yang bisa orang tua lakukan:
- Rutin periksa ke dokter tumbuh kembang.
- Ikut terapi bicara, fisioterapi, atau terapi okupasi sesuai kebutuhan.
- Dukung anak bersosialisasi sejak dini.
- Jangan bandingkan dengan anak lain, fokus pada kemajuan dirinya sendiri.
- Gabung komunitas orang tua dengan anak berkebutuhan khusus untuk saling support.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Ketahui Ukuran Normal Ketebalan Tengkuk Janin untuk Mendeteksi Down Syndrome

Kehamilan
Panas yang Ekstrem Bisa Bahayakan Ibu Hamil? Ini Penjelasan Pakar Bun

Kehamilan
Fenomena Cuaca Panas Bisa Berdampak Serius Pada Bumil, Waspadai Dehidrasi

Kehamilan
6 Manfaat Ikan untuk Ibu Hamil, Termasuk Ikan Kakap

Kehamilan
Bolehkah Ibu Hamil Minum Larutan Penyegar? Ini Penjelasannya


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Maternity Shoot dr Shindy Putri, Bahagia Pamer Baby Bump Bersama Sang Putra
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda