Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

Kemeriahan Bundaversity di Bundafest 2025 Hari Kedua: Asah Kreativitas Anak hingga Memahami Gen Alpha

Amira Salsabila & Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Minggu, 21 Sep 2025 18:32 WIB

Bundaversity Hari Kedua Bundafest Kelas 4
Kemeriahan Bundaversity di Bundafest 2025 Hari Kedua: Asah Kreativitas Anak hingga Memahami Gen Alpha/Foto: Deodotus Alvika
Daftar Isi
Jakarta -

HaiBunda kembali menggelar Bundafest 2025 yang menghadirkan beragam rangkaian acara tak kalah seru dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, acara diselenggarakan di Ice Palace Lotte Mall Jakarta pada 19-21 September 2025.

Salah satu yang paling dinantikan para Bunda adalah sharing session bersama para expert, yaitu Bundaversity Class of 2025. Rangkaian acara menghadirkan kelas inspiratif bersama para ahli di bidangnya. Beragam topik dikemas secara menarik, mulai dari mengenal diri dari personal color, menjaga imunitas anak, mengasah kreativitas, belajar mengasuh anak, dan memahami Gen Alpha.

Lantas, bagaimana keseruan Bundaversity Bundafest 2025 hari kedua? Yuk, simak selengkapnya berikut ini.

1. Warna Diri Cerminan Rasa Percaya Diri

Memasuki rangkaian sesi talkshow pertama Bundaversity 2025 pada Minggu (21/09/2025), hadir Personal Color Analyst, Amanda Karina Putri, yang membawakan tema inspiratif, yakni Warna Diri, Cerminan Rasa Percaya Diri. Selama satu setengah tahun berkecimpung di bidang personal color analyst, Amanda menemukan pentingnya pemilihan warna yang tepat.

Personal color merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mencari warna yang paling harmonis di kulit seseorang, termasuk pada mata dan rambut. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat seseorang terlihat lebih profesional,” jelas Amanda.

Menurutnya, personal color mampu memberikan banyak manfaat, salah satunya membuat kulit tampak lebih cerah. Tidak hanya itu, pemilihan warna yang sesuai juga dapat mengurangi kesan kusam di wajah.

Lebih lanjut, Amanda menambahkan, bahwa banyak Bunda yang setelah memiliki anak hanya terpaku pada satu warna karena merasa malas untuk bereksplorasi. Dengan mengenali personal color, Bunda bisa kembali percaya diri untuk mengeksplorasi gaya diri.

“Banyak Bunda yang sudah punya anak merasa inginnya satu warna saja karena merasa insecure dan malas untuk bereksplorasi. Namun, dengan mengenal personal color, Bunda bisa kembali percaya diri,” tuturnya.

2. Menjaga Imunitas Anak, Supaya Tidak Mudah Sakit

Kelas kedua Bundaversity Bundafest 2025 mengangkat tema seputar kesehatan anak, yakni Menjaga Imunitas Anak Supaya Tidak Mudah Sakit. Acara ini dibawakan oleh dr. Natasya Ayu Andamari, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RSIA Bunda Jakarta.

Menurut Natasya, faktor lingkungan sering menjadi penyebab utama anak mudah jatuh sakit. Kondisi ini bisa terjadi meskipun Bunda sudah berusaha memberikan yang terbaik.

“Jadi ternyata yang sering membuat anak sakit adalah lingkungan yang memang sudah berubah jauh. Sebenarnya faktor risiko pertama adalah lingkungan, polusi, dan cuaca,” ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa nutrisi, pola hidup, dan makan teratur harus berjalan seimbang. Semua itu tentunya perlu disesuaikan dengan usia anak.

Tak kalah penting, Natasya juga menyoroti langkah pencegahan lewat kebersihan diri maupun lingkungan. Menurutnya, cara ini bisa membantu menurunkan risiko penularan penyakit pada anak.

“Jadi, apa yang bisa kita lakukan? Paling gampang adalah cuci tangan,” ujarnya.

“Selain itu, kita juga perlu membersihkan permukaan mainan maupun barang-barang sekolah, serta melengkapi imunisasi agar anak lebih terlindungi,” tambahnya.

Bundaversity Bundafest 2025 Sesi 2Bundaversity Bundafest 2025 Sesi 2/ Foto: Deodotus Alvika

3. Mengasah Kreativitas, Menjelajahi Imajinasi

Tahukah Bunda? Imajinasi merupakan sesuatu yang ada pada setiap anak. Namun, seringkali orang tua mengabaikan hal tersebut, padahal imajinasi sangat penting dalam tumbuh kembang untuk meningkatkan kreativitas mereka.

Berkaitan dengan hal ini, HaiBunda bersama Meiji-Hello Panda mengusung tema Mengasah Kreativitas, Menjelajahi Imajinasi, pada kelas ketiga Bundaversity. Kelas ini menghadirkan Psikolog Klinis dan Remaja Firesta Farizal M.Psi., dan Brand Representative Meiji Yoshihiro Yamashita dan Mesrawati Iskandar.

Firesta mengatakan kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide, sesuatu yang baru, unik, original, thinking out of box, termasuk salam menemukan solusi atau menyelesaikan masalah.

“Anak yang kreatif punya banyak ide, memiliki rasa ingin tahu yang besar, imajinasi yang tinggi, open-minded, terbuka pada hal baru atau perubahan, dan problem solving yang baik,” ujar Firesta.

Ia pun membagikan beberapa cara sederhana mengasah kreativitas dan imajinasi anak yang dapat Bunda lakukan.

“Cara mengasah kreativitas dan imajinasi anak pertama beri anak kesempatan untuk mengungkapkan ide, jangan buru-buru membantu atau mengoreksi anak, open-minded, ikutlah imajinasi bersama anak, biarkan anak dapat banyak pengalaman,” jelasnya.

Untuk mengasah kreativitas, ada banyak aktivitas yang dapat Bunda lakukan misalnya mulai dari menyusun lego, bermain peran, menggambar dan mewarnai, hingga bercerita.

Dalam hal ini, peran Bunda dan Ayah tentunya sangat penting. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memastikan anak sehat secara fisik dan stimulasi yang optimal.

“Untuk memastikan fisiknya, berikan mereka nutrisi yang baik, makan teratur, aktivitas fisik, dan tidur yang cukup. Sedangkan untuk stimulasi yang optimal, Bunda dapat mengajak mereka main, bacakan buku cerita, jangan patahkan ide anak, dan beri mereka ruang untuk eksplorasi,” tuturnya.

4. Belajar Mengasuh Anak Sambil Menyembuhkan Luka Diri

Hadirnya anak dalam suatu keluarga itu bisa menjadi hadiah yang sangat besar ketika bisa dididik dengan benar. Namun, ketika hadirnya anak tidak dibersamai dengan ilmu yang cukup dalam proses pengasuhan, seringkali orang tua menyebut anak nakal.

Padahal hadirnya anak itu adalah anugerah yang menjadi cermin orang tua. Terkadang ada luka masa kecil yang sangat mungkin mencerminkan saat orang tua mendidik anak.

Dengan tema Belajar Mengasuh Anak, Sambil Menyembuhkan Luka Diri, HaiBunda menghadirkan Psikolog Klinis, Ustazah Tika Faiza, M.Psi., yang membahas tuntas perihal cara menyembuhkan luka di masa kecil agar dapat mendidik anak dengan baik.

“Jadi, anak itu sebenarnya adalah sarana untuk menginformasikan ke kita apakah kita ibu yang baik-baik saja, atau kita adalah ibu yang sebenarnya butuh dibantu tentang masa lalunya,” ungkap Tika.

Ketika dikaruniai anak, Tika mengatakan ada beberapa poin yang menjadi tanggung jawab orang tua. Di antaranya adalah fitrah keimanan, fitrah ‘aqliyah (akal), fitrah jasadiyah, fitrah akhlak, fitrah seksualitas, dan fitrah sosial.

Namun, luka masa kecil dapat memengaruhi pola pengasuhan tersebut. Meskipun demikian, Bunda dengan masalah ini dapat mengatasinya dengan mengubah pola berpikir.

“Kalau sudah pernah ada luka, sangat mungkin (untuk sembuh). Mengubah mindset adalah treatment pertama yang kita lakukan. Kitalah yang harus mengendalikan luka itu. Walaupun kita luka, kita harus memaknai secara positif agar bisa menjadi kekuatan mental,” ujar Tika.

Gapapa (punya luka), tapi tidak boleh lama-lama meratapi luka karena ada titik di mana imunitas kita yang enggak kuat, kalau sedih tiap hari, meratapi masa lalu tiap hari, tubuh akan bekerja keras untuk memperbaiki kondisi normalnya. Kalau sedih terlalu lama, Bunda seringkali merasa tidak berdaya dan memengaruhi lingkungan sekitar,” sambungnya.

5. Tak Cuma Diatur, Gen Alpha juga Butuh Didengar

Menutup rangkaian sesi talkshow Bundaversity Bundafest 2025, tema Tak Cuma Diatur, Gen Alpha juga Butuh Didengar dipilih untuk memberikan perspektif segar tentang pola asuh masa kini.

Dalam kesempatan ini, HaiBunda mengundang Psikolog Anak dan Remaja, Anastasia Satriyo, M.Psi., untuk berbagi pandangannya tentang pentingnya memberikan ruang bagi Gen Alpha.

Seperti yang Bunda tahu, Gen Alpha merupakan generasi yang tumbuh di era serba digital. Hal ini membuat cara berpikir mereka berbeda dengan generasi sebelumnya.

Dalam sesinya, Psikolog Anastasia mengatakan, kebutuhan emosi Gen Alpha pada dasarnya sama seperti generasi lain. Hanya saja, cara mereka mengekspresikan kebutuhan itu berbeda.

“Kebutuhan emosi anak Gen Alpha itu sebenarnya sama tp munculnya berbeda, kebutuhan anak sekarang butuh merasa aman dan butuh merasa didengerin, butuh dikasih pilihan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Psikolog Anastasia mengingatkan, bahwa orang tua perlu menjadi contoh dalam mengelola emosi mereka. Dengan begitu, anak bisa merasa lebih dihargai dan benar-benar didengarkan.

“Tips pengasuhan ringan, Bunda bisa kasih pilihan pada anak, misalnya dengan memberi jeda dan mendengarkan terlebih dahulu sebelum menasehati. Bunda bisa tanyakan pada anak, seperti ‘Kamu butuh ditemani ya?’. Lalu, Bunda juga bisa belajar bersama anak sambil jujur mengatakan bahwa Bunda pun masih belajar. Jangan lupa rayakan setiap pencapaian kecilnya, cukup dengan hadir penuh lima sampai 10 menit setiap hari,” jelas Anastasia.

Nah, itulah acara Bundaversity di Bundafest 2025 hari terakhir. Sampai jumpa di acara berikutnya, ya, Bunda.

Rangkaian acara Bundafest 2025 dapat terselenggara berkat dukungan dari berbagai pihak. Terima kasih HaiBunda sampaikan kepada Air Mineral Pilihan Bunda Le Minerale dan para sponsor, yaitu Grab, Bebelac, Konicare, Prenagen, Hello Panda-Meiji, Baskin Robbins, dan Pinterest, atas dukungan yang luar biasa untuk kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih atas kontribusi dari Energen, Sakumini, Kim And Kin, Rupa-rupa, Plie, Omg, Baby Central, Neozen, Bogor Junior Football School, Serenitree, Hijabchic, Shadeology, Vs Thrillix, My Eureka, Brawijaya Hospital, dan RS Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda